Senin 21 Aug 2023 10:05 WIB

Iran Panggil Utusan Swedia dan Denmark Terkait Pembakaran Alquran

Swedia dan Denmark beberapa bulan terakhir dilanda sederet aksi pembakaran Alquran.

Pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Stram Kurs, Rasmus Paludan, membakar salinan Alquran sambil diawasi oleh petugas polisi saat dia melakukan protes di luar kedutaan Turki di Stockholm, Swedia, 21 Januari 2023.
Foto: EPA-EFE/Fredrik Sandberg/TT SWEDEN OUT
Pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Stram Kurs, Rasmus Paludan, membakar salinan Alquran sambil diawasi oleh petugas polisi saat dia melakukan protes di luar kedutaan Turki di Stockholm, Swedia, 21 Januari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kementerian Luar Negeri Iran pada Ahad (20/8/2023) memanggil kuasa usaha Swedia dan Denmark secara terpisah atas penistaan kitab suci Alquran yang masih berlanjut, menurut media pemerintah. Direktur Departemen HAM kementerian itu mengecam "tindakan biadab dan keji yang berulang" yang menghina kitab suci umat Islam di dua negara Eropa tersebut, lapor kantor berita IRNA.

Dia merujuk pada pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei baru-baru ini bahwa "mendukung kejahatan dan penistaan terhadap Alquran merupakan bentuk perang terhadap dunia Islam." Ia mengatakan kebebasan ekspresi harus disertai dengan "tugas dan tanggung jawab tertentu".

Baca Juga

Direktur tersebut juga mendesak kedua diplomat itu untuk mematuhi kewajiban internasional sesuai pasal 19 dan 20 dalam Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik." 

Swedia dan Denmark beberapa bulan terakhir dilanda sederet pembakaran Alquran oleh kalangan ekstremis sayap kanan di bawah kawalan pasukan pemerintah sehingga menuai amarah di seluruh dunia Muslim.

Dalam kasus terbaru, pegiat anti-Islam di Swedia bernama Salwan Momika kembali membakar Alquran di depan Kedutaan Besar Iran di Stockholm. Selama melakukan aksi tersebut, ia sempat disiram oleh seorang perempuan. 

Iran sebelumnya telah memanggil perwakilan dua negara Eropa itu pada pertengahan Juli. Dubes Denmark dipanggil pada 22 Juli, sehari setelah seorang pedemo sayap kanan membakar salinan Alquran di depan Kedubes Iran di Kopenhagen.

Ia kembali dipanggil pada 7 Agustus setelah aksi pembakaran Alquran lagi-lagi terjadi di negara Skandinavia itu.

Sementara itu, utusan Swedia juga dipanggil pada 21 Juli ketika juru bicara Kemenlu Iran Nasser Kanaani mengatakan pemerintah Swedia "bertanggung jawab penuh atas konsekuensi yang memprovokasi perasaan kaum Muslim" dengan membiarkan penistaan terhadap Alquran terjadi.

Pada awal Juli, Iran mengumumkan bahwa pihaknya tidak mengirim duta besar yang baru untuk Swedia setelah masa jabatan dubes sebelumnya berakhir, sehubungan dengan penistaan Alquran di ibu kota Swedia.

Pada saat itu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mencuit di Twitter bahwa "proses penempatan dubes baru" untuk Swedia dihentikan sehubungan dengan tindakan pemerintah (Swedia) yang mengizinkan penistaan terhadap Alquran.

sumber : Antara/Anadolu Agency
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement