Senin 21 Aug 2023 19:17 WIB

Mualaf Heran, Ada Orang Bangun Tidur di Pagi Hari Langsung Berpikir Ingin Bakar Alquran

Iya yakin sudah pasti para pembakar Alquran ini punya mental tak beres.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pemimpin gerakan anti-Islam Pegida cabang Belanda, Edwin Wagensveld merobek salinan Alquran sebagai bagian dari demonstrasi gerakan Pegida di depan kedutaan Turki, di Den Haag, Belanda, Jumat (18/8/2023). Swedia dan Denmark sama-sama mendapat tekanan dalam beberapa pekan terakhir, menyusul pembakaran kitab suci umat Islam, yang memicu ketegangan diplomatik dengan beberapa negara mayoritas Muslim.
Foto: EPA-EFE/RAMON VAN FLYMEN
Pemimpin gerakan anti-Islam Pegida cabang Belanda, Edwin Wagensveld merobek salinan Alquran sebagai bagian dari demonstrasi gerakan Pegida di depan kedutaan Turki, di Den Haag, Belanda, Jumat (18/8/2023). Swedia dan Denmark sama-sama mendapat tekanan dalam beberapa pekan terakhir, menyusul pembakaran kitab suci umat Islam, yang memicu ketegangan diplomatik dengan beberapa negara mayoritas Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah aksi pembakaran Alquran dan penghinaan kepada Nabi Muhammad menuai ragam kritik. Mantan atlet kickboxing, Andrew Tate, menilai, pihak-pihak yang melakukan penghinaan terhadap agama Islam memiliki mental yang tidak sehat. Tate, yang menjadi mualaf pada awal 2022, tidak habis pikir apa yang ada di benak-benak pihak yang melakukan penghinaan terhadap suatu agama. 

Mantan atlet kickboxing kelahiran Washington DC, Amerika Serikat, itu diketahui lahir dari keluarga nasrani. Namun, Tate memutuskan untuk menjadi atheist saat memasuki masa remaja. 

Baca Juga

Mantan peringkat pertama atlet kickboxing Eropa itu akhirnya memeluk agama Islam pada 2022. Saat itu, mantan atlet berusia 36 tahun itu mengakui, Islam sebagai satu-satunya agama yang masih bertahan di dunia. Islam, ujar Tate, menjadi satu-satunya agama yang memiliki parameter dan batasan yang tegas dan jelas. Kondisi ini berbeda dibanding agama lain, yang dianggap mulai permisif dengan berbagai pelanggaran. 

Dalam sebuah kesempatan wawancara, Tate memberikan respons yang cukup menohok saat ditanya soal berbagai penghinaan terhadap agama Islam. Pada awalnya, pertanyaan itu merujuk pada serangkaian bentuk protes terhadap para awak redaksi majalah satir asal Prancis, Charlie Hebdo

Serangkaian protes itu berpangkal pada ulah Charlie Hebdo, yang sempat menampilkan karikatur Nabi Muhammad SAW. Saat pertama kali mendengar kabar tersebut, Tate, yang belum memeluk agama Islam, mengaku heran dengan aksi tersebut dan tindakan tersebut sebagai aksi yang bodoh. 

Orang-orang tersebut, ujar Tate, melakukan aksi protes dan berbagai tindak kekerasan hanya karena kartun karikatur. Kini, saat telah mempelajari dan memeluk agama Islam, Tate memiliki pandangan berbeda. 

''Untuk apa orang ingin menyinggung seorang nabi yang memiliki pengikut miliaran orang di dunia. Kenapa mereka melakukan hal tersebut. Orang seperti apa yang bangun pagi, kemudian berniat melakukan hal itu. Saya tidak tahu, tapi saya pikir itu adalah pikiran orang yang tidak sehat secara mental,'' ujar Tate, seperti dikutip dari cuplikan video di akun Islamic Insight, Senin (21/8/2023). 

Tidak berhenti sampai di situ, Tate, yang tumbuh dan besar di Luton, Inggris, juga menyinggung soal sikap orang-orang nasrani, terutama yang berada di Amerika Serikat. Di negara tersebut, ujar Tate, orang bisa secara bebas mencemooh Yesus. 

''Semua penghinaan itu tidak datang dari motivasi untuk menunjukan sikap yang baik ataupun kebebasan berpendapat. Tidak ada satu pun alasan yang baik yang bisa digunakan dalam aksi-aksi tersebut. Itu semata-mata hadir dari niat jahat dan kebencian,'' kata Tate. 

Argumen serupa rasanya bisa pula... 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement