REPUBLIKA.CO.ID, Lelaki itu sempat rikuh saat beroleh tawaran mengenakan pakaian adat. Selain sungkan, ia mengaku tidak terlaku percaya diri mengenakannya. Sebab, ini merupakan pengalaman pertamanya. Namun, hilir mudik pelajar Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT) menyalin perasaan itu.
"Pakaian adatnya bagus dan keren, ya. Coraknya pun bermacam-macam," ucap Yamana-san, pengajar salah satu sekolah Jepang yang turut hadir dalam perayaan Hari Ulang Tahun Ke-78 Republik Indonesia (RI) di Balai Indonesia, Meguro, Tokyo, Jepang.
Sambil menuruti arahan, ia kenakan surjan cokelat dan belangkon gelap. Meski arah penutup kepalanya sempat salah posisi, ia tampak senang memakainya. Raut wajahnya terlihat semringah saat becermin. Boleh jadi, ia sedang membayangkan para siswa SRIT yang belum lama dilihatnya.
Yamana-san adalah salah seorang guru di SMA Ikubunkan Global High School. Ia datang bersama dengan lima siswa, empat di antaranya perempuan. Keempatnya tampak mengenakan pakaian tradisional Jepang, Kimono. Adapun siswa yang laki-laki mengenakan pakaian tradisional khas musim panas, jinbei.
Para pengajar dan siswa sekolah Jepang ini aktif turut serta dalam perayaan Hari Kemerdekaan RI. Mereka terlihat ikut dalam upacara pengibaran bendera merah putih, termasuk turut menyaksikan aksi demo Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) yang menampilkan gerakan dan yel-yel ala tentara.
"Gerakannya kompak dan aksinya energik," ucap salah seorang siswi Ikubunkan Global High School dengan penuh kegirangan.
Pengalaman menyaksikan demo Paskibra bersama dengan kelimun para pengunjung lain rupanya menjadi pembuka keseruan yang dirasakan mereka. Sesaat setelah upacara, mereka tampak terhibur dengan pentas seni budaya Nusantara yang ditampilkan oleh para siswa SRIT.
Mereka bahkan turut ikut senam Poco-Poco yang saat itu diiringi irama angklung yang dimainkan oleh para pelajar sekolah Indonesia di Tokyo. Sambil tertawa riang dan meningkah, mereka bergerak meniru para pengarah senam yang rancak bergoyang.
Tidak hanya itu, mereka juga turut serta dalam salah satu mata lomba Agustusan: bermain balon. Sambil berpasangan dan berdiri saling membelakangi, para siswa Jepang itu berusaha mempertahankan balon di punggung mereka agar tidak jatuh. Yang membuat gayeng suasana adalah saat mereka harus merandat miring untuk menjaga posisi balon.
"Awalnya sulit dimainkan karena harus berjalan pelan, tetapi pada putaran kedua, kami sudah bisa berlari miring," ungkap para siswi Ikubunkan Global High School saat dimintai kesan mengikuti lomba Agustusan, Kamis (17/8/2023).
Selain para siswa sekolah Jepang, HUT Ke-78 RI di Tokyo juga dihadiri oleh pemengaruh asal Negeri Sakura yang fasih berbahasa Indonesia, Kenji Sato atau Kencampur. Dengan mengenakan baju adat Jawa, ia juga turut serta lomba balon bersama dengan para staf KBRI Tokyo. Ia juga termasuk yang ikut terleka dalam suasana acara.
Menurut Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Tokyo, Yusli Wardiatno, kehadiran para siswa sekolah Jepang menambah semarak peringatan HUT RI tahun ini. Yang membuat perayaan ini begitu spesial adalah tahun ini juga bertepatan dengan 65 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang.
Adapun, Kepala SRIT Ari Driyaningsih menyambut baik kehadiran para guru dan siswa Jepang saat HUT Ke-78 RI. Terlebih, mereka dapat turut merasakan kebahagiaan dan keseruan yang dihadirkan dalam peringatan yang digelar di SRIT tahun ini.
"Inilah bukti persahabatan Indonesia-Jepang. Dalam waktu dekat, mereka juga akan datang kembali ke SRIT dengan agenda berbeda dan dengan jumlah siswa yang lebih banyak lagi," ungkapnya.
Perayaan HUT Ke-78 RI di SRIT dihadiri oleh seluruh insan KBRI Tokyo, termasuk Duta Besar Heri Akhmadi dan Wakil Duta Besar John Tjahjanto Boestami.
Pada amanatnya, Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi memberikan apresiasi kepada keluarga tentara Jepang yang turut berjuang untuk kemerdekaan Indonesia yakni Gani Giro Nasuha, cucu dari Giro Nakama dan Kresna Hadi, cucu dari Kingoro Murakami.
"Hari ini khusus saya undang perwakilan keturunan Jepang yang merupakan pejuang Indonesia karena ikut berjuang merebut kemerdekaan Indonesia. Ini simbol kuat kedekatan Indonesia dan Jepang," tuturnya, seperti dalam siaran pers.
Selain memimpin upacara, Heri juga melakukan upacara penghormatan kepada pahlawan keturunan Jepang di Monumen Soekarno yang berada persis di samping Kuil Seisho Ji, Tokyo.
“Ini adalah apresiasi kita atas peran pahlawan keturunan Jepang yang berjuang bersama pahlawan Indonesia. Kemerdekaan adalah hak setiap bangsa dan konstitusi kita tidak membedakan latar setiap individu. Semua warga Indonesia berkedudukan sama di mata hukum dan mendapat pelayanan yang sama,” katanya.
Monumen Soekarno didirikan oleh Pemerintah Jepang beberapa tahun setelah kunjungan Presiden Soekarno ke Jepang pada 1958 atas undangan Kaisar Hirohito. (SRIT)