Pekan lalu, pihak RS Sentosa Bogor menduga ada 15 perawat yang bertugas pada hari dua bayi tertukar lahir pada Juli 2022. Saat ini, 15 perawat itu dinonaktifkan sementara karena akan menjalani pemeriksaan di kepolisian.
Juru Bicara RS Sentosa Bogor, Gregg Djako, menjelaskan 15 perawat itu terdiri atas lima orang shift pagi, lima shift siang, dan lima shift malam. Sebelum dinonaktifkan, ke-15 perawat ini juga sudah diberi sanksi berupa Surat Peringatan (SP) 1.
“Jadi kita sudah memberikan sanksi berupa SP 1 dan menonaktifkan dari pelayanan sebagai mana dari biasanya dikerjakan selama ini sebagai perawat. Dinonaktifkan sementara karena kita akan menghadapi proses hukum di pengadilan,” kata Greg, Selasa (15/8/2023).
Berdasarkan pemeriksaan sementara yang dilakukan pihak rumah sakit, kata Greg, diduga para perawat melakukan kelalaian. Termasuk soal dugaan gelang pasien ganda atau gelang lepas dari dua ibu dari bayi yang tertukar, yakni Siti Mauliah (37 tahun) dan ibu berinisial D.
Pada Rabu (16/8/2023), tujuh tenaga kesehatan (nakes) RS Sentosa didampingi juru bicara rumah sakit, hadir di Polres Bogor untuk menjalani pemeriksaan terkait kasus bayi tertukar. Tujuh nakes tersebut dimintai keterangan terkait hari di mana dua bayi laki-laki tersebut diduga tertukar, pada Juli 2022.
Pantauan Republika di Mako Polres Bogor, saat itu, pihak RS Sentosa tiba sekitar pukul 10.45 WIB. Para nakes yang hadir mengenakan masker dan beberapa di antaranya menundukkan kepalanya. Para nakes tersebut sempat shock atau terguncang, ketika akan berhadapan dengan kepolisian.
“Kalau pandangan orang, kelihatannya seperti shock karena mereka ini belum pernah berhadapan dengan kepolisian,” kata Gregg Djako, Kamis (17/8/2023).
Menurut Gregg, para nakes ini secara psikologis agak tidak terlalu baik. Lantaran belum pernah berurusan dan menjalani pemeriksaan dengan pihak kepolisian.
“Jadi orang ini belum pernah berurusan dengan polisi, belum pernah menjalani pemeriksaan polisi dan saya kira secara psikologis agak tidak terlalu baik,” ucapnya.