REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Persatuan Tanzania, Samia Suluhu Hassan, di Tanzania, Selasa (22/8/2023). Dalam pertemuan bilateral tersebut, kedua pemimpin negara ini menghasilkan sejumlah dokumen kerja sama di beberapa sektor.
Dikutip dari siaran pers Istana, sejumlah nota kesepahaman yang ditandatangani antara Indonesia dan Tanzania yakni:
- Nota Kesepahaman Pembentukan Komisi Bersama untuk Kerja Sama Bilateral,
- Perjanjian Bebas Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas,
- Nota Kesepahaman Kerja Sama Kesehatan,
- Nota Kesepahaman Kerja Sama dalam Sektor Energi,
- Nota Kesepahaman terkait Kerja Sama Ketenagalistrikan antara PLN dengan Tanzania Electric Supply Company (TANESCO),
- Nota Kesepahaman antara MIND ID dan State Mining Corporation (STAMICO) Tanzania,
- Nota Kesepahaman mengenai Kegiatan terkait Rantai Nilai Bisnis Minyak dan Gas antara Pertamina dan Tanzania Petroleum Development Corporation (TPDC).
Dalam pernyataan pers bersama, Jokowi mengajak Tanzania untuk terus memperkokoh kolaborasi antarnegara-negara di global south. Jokowi mengatakan, global south memiliki 85 persen populasi dunia. Sehingga sudah seharusnya dunia mulai mendengarkan suara dan kepentingan negara-negara global south, termasuk hak untuk melakukan lompatan pembangunan.
“Seharusnya dunia mendengarkan suara dan kepentingan negara-negara di global south termasuk hak untuk melakukan lompatan pembangunan,” ujar dia.
Dalam pertemuan bilateral kedua pemimpin negara, terdapat sejumlah isu yang dibahas bersama. Yakni terkait peningkatan potensi perdagangan kedua negara, peningkatan investasi Indonesia di sektor pengelolaan gas alam Tanzania, dan kerja sama di sektor farmasi.
“Keempat, Indonesia akan melakukan walk the talk mewujudkan kolaborasi konkret dengan Afrika,” lanjut dia.
N Dessy Suciati Saputri