REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan menyatakan minat terhadap lelang surat utang negara meningkat. Hal ini karena postur rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara 2024 yang semakin sehat.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan total penawaran masuk pada Selasa (22/8/2023) sebesar Rp 34,6 triliun, lebih tinggi dari lelang sebelumnya yang sebesar Rp 32,54 triliun.
“Peningkatan tersebut didukung oleh faktor positif dari pasar domestik, termasuk rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara 2024 yang memproyeksikan penurunan defisit menjadi Rp 522,8 triliun atau 2,29 persen dari produk domestik bruto,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (23/8/2023).
Minat tertinggi tercatat pada SUN seri baru FR0100 dengan tenor 11 tahun sebagai calon SUN seri benchmark tenor 10 tahun pada 2024, yakni dengan penawaran masuk mencapai Rp 19,53 triliun atau 56,4 persen dari total penawaran. Pemerintah memutuskan untuk memenangkan Rp 6,85 triliun atau 87,04 persen dari total awarded bids.
Seri tersebut mencatatkan incoming bids dan awarded bids tertinggi pada Selasa (22/8/2023). Sementara itu, permintaan investor asing mengalami peningkatan menjadi Rp 5,63 triliun dari Rp 4,49 triliun pada lelang sebelumnya. Hal itu menunjukkan berlanjutnya tren aliran modal asing masuk ke pasar surat berharga negara.
Mayoritas penawaran masuk investor asing berada pada seri surat utang negara baru yaitu FR0100 sebesar Rp 4,34 triliun atau 77,12 persen. Pemerintah memenangkan Rp 1,09 triliun atau 13,9 persen dari total awarded bids pada seri tersebut.
Deni menyebut volatilitas pasar keuangan domestik berdampak pada naiknya tingkat imbal hasil obligasi negara secara umum. Weighted Average Yield (WAY) pada lelang Selasa (22/8/2023) naik tipis antara satu sampai dengan empat basis poin apabila dibandingkan dengan level yield pasar sekunder pada penutupan kemarin.
Secara keseluruhan, pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp 7,87 triliun pada lelang Selasa (22/8/2023). Adapun keputusan tersebut mempertimbangkan imbal hasil surat berharga negara yang wajar di pasar sekunder, rencana kebutuhan pembiayaan 2023, dan kondisi anggaran pendapatan dan belanja negara terkini.
Sesuai dengan kalender penerbitan surat berharga negara 2023, lelang penerbitan surat utang negara selanjutnya akan dilaksanakan pada 5 September 2023.