REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney sebagai Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pariwisata dan Pendukung bersama anak usahanya PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC) berkomitmen memaksimalkan potensi-potensi pariwisata dengan mendorong kebangkitan sektor pariwisata salah satunya dengan melakukan revitalisasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Bersama cucu usaha InJourney, yakni PT Bhumi Visatanda (PT Bhiva) selaku pengelola TMII, InJourney menghadirkan Wajah Baru TMII dengan sejumlah atraksi dan wahana baru.
"Pembukaan kembali TMII ini merupakan hasil dari revitalisasi besar-besaran yang dilakukan berkolaborasi dengan Kementerian PUPR sejak diresmikannya TMII pada 1975," ujar Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney Maya Watono saat tur media dan konferensi pers bertajuk "Seru Nggak Ada Habisnya di TMII" di TMII, Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Maya mengatakan konsep pengelolaan TMII berubah total dan sangat kekinian yang mencakup green, smart, culture, dan inclusive. Sehingga wajah baru TMII sudah siap diperkenalkan ke masyarakat sebagai ikon wisata kultural dan saran edukasi keragaman budaya Indonesia yang begitu kaya dan tak ada habisnya untuk dijelajahi.
"Keberadaan TMII dengan konsep ini dapat diterima oleh seluruh masyarakat agar TMII dan menjadi destinasi kebanggaan Indonesia. TMII melakukan improvement dan beautifikasi pada beberapa aspek untuk meningkatkan kualitas layanan dan juga daya tarik berupa atraksi yang bisa dinikmati pengunjung di TMII secara inklusif," ucap Maya.
Direktur Pemasaran, Pelayanan dan Pengembangan Usaha TWC, Hetty Herawati menjelaskan empat pilar pengembangan TMII. Mengusung pilar green, ucap Hetty, TMII menghadirkan destinasi wisata yang ramah lingkungan dan menghadirkan area hijau yang lebih luas yakni 70 persen taman dan 30 persen bangunan.
"TMII juga menerapkan green zone, sehingga kendaraan beremisi hanya diperbolehkan sampai area parkir dan pengunjung dapat berkeliling dengan angkutan berbasis listrik yang telah disediakan," ucap Hetty.
Hetty juga menjelaskan mengenai pilar smart, yang berarti TMII menjadi destinasi wisata yang fokus pada pengembangan dan implementasi platform digital, sebagai representasi Indonesia Masa Depan. Pilar Culture, lanjut Hetty, TMII menjadi destinasi wisata yang mempresentasikan ragam Budaya Indonesia.
Hetty menilai adanya optimalisasi kegiatan seni dan budaya, dan ragam atraksi di panggung-panggung terbuka atau open space, sehingga pengunjung berkesempatan untuk menyaksikan langsung pagelaran seni dan budaya serta terlibat dan menjadi bagian dari budaya itu sendiri. Sedangkan inclusive berarti TMII hadir sebagai destinasi wisata yang terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat yang saling bertoleransi dan menghargai budaya.
"TMII tetap menjadi destinasi wisata dengan harga tiket yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat," kata Hetty.