Selasa 29 Aug 2023 05:15 WIB

KJRI Kuching Bantu Pemulangan Lima Anak WNI dari Sarawak

KJRI telah memulangkan sebanyak 28 orang WNI telantar dari Sarawak

Red: Esthi Maharani
Konsulat Jenderal RI (KJRI) Kuching membantu memulangkan lima orang anak  Warga Negara Indonesia beserta kedua orang tuanya dari Sarawak, Malaysia, karena tidak memiliki dokumen
Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang
Konsulat Jenderal RI (KJRI) Kuching membantu memulangkan lima orang anak Warga Negara Indonesia beserta kedua orang tuanya dari Sarawak, Malaysia, karena tidak memiliki dokumen

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Konsulat Jenderal RI (KJRI) Kuching membantu memulangkan lima orang anak  Warga Negara Indonesia beserta kedua orang tuanya dari Sarawak, Malaysia, karena tidak memiliki dokumen atau surat identitas yang jelas dan nasibnya terlantar di Sarawak, Malaysia.

"Diketahui, ke lima anak ini yang paling kecil berumur 18 bulan (bayi) dan yang tua berumur 13 tahun ke semuanya lahir dan dan besar di Sibu, Sarawak, Malaysia. Mereka mengikuti kedua orang tuanya yang telah tinggal dan bekerja selama 18 tahun di Sibu," kata Konjen RI Kuching, Raden Sigit Witjaksono melalui keterangan tertulisnya, Senin (28/8/2023).

Konjen RI Kuching, Raden Sigit menjelaskan, berbeda dengan kedua orang tuanya yang memiliki identitas dan berasal dari Kota Singkawang, Kalimantan Barat, ke lima anak-anak ini tidak memiliki identitas kewarganegaraan. Terkait hal tersebut, Tim Perlindungan KJRI Kuching langsung melakukan penjemputan ke Sibu dan pada tanggal 22 Juli 2023 mereka ini ditampung di shelter sambil menunggu proses dokumen kepulangan.

"Dan hari ini mereka kami repatriasi (pulangkan) bersama beberapa WNI kita lainnya yang juga telantar di Sarawak, Malaysia melalui PLBN Entikong, Kalbar. Repatriasi seperti ini memang harus segera kami lakukan, apalagi melihat dari kedua orang tuanya dimana si bapak tidak bekerja, sementara ibunya bekerja sebagai tukang masak dan telah berhenti bekerja sejak melahirkan anak ke lima. Alhamdulillah terutama kepada anak-anak ini bisa kami bantu pulangkan supaya masalah kewarganegaraan dan akses pendidikan segera diperoleh anak-anak ini," kata Sigit.