Rabu 30 Aug 2023 14:09 WIB

Olahkarsa Inovasi dan ITS Optimalkan Peran Proper dalam Bisnis Berkelanjutan

Proper dinilai jadi instrumen perusahaan menuju future fit business

PT Olahkarsa Inovasi Indonesia dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengoptimalkan peran Proper (Public Disclosure Program for Environmental Compliance) atau Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagai salah satu instrumen menuju future fit business dan bisnis berkelanjutan.
Foto: dok istimewa
PT Olahkarsa Inovasi Indonesia dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengoptimalkan peran Proper (Public Disclosure Program for Environmental Compliance) atau Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagai salah satu instrumen menuju future fit business dan bisnis berkelanjutan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Olahkarsa Inovasi Indonesia dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengoptimalkan peran Proper (Public Disclosure Program for Environmental Compliance) atau Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagai salah satu instrumen menuju future fit business dan bisnis berkelanjutan. 

Co-founder & CEO Olahkarsa Unggul Ananta mengatakan, Proper menjadi bagian dari adaptasi perusahaan dalam future fit business

“Organisasi apapun termasuk sektor bisnis harus beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan tantangan yang ada di masa depan. Lewat instrumen Proper, sektor bisnis didorong untuk beradaptasi dengan perkembangan dan tantangan mulai dari lingkup lokal, nasional, hingga global,” ujar Unggul melalui siaran pers, Rabu (30/8/2023).

Menurut dia praktisi, korporasi dan akademisi berbagi pengetahuan untuk mendorong perusahaan mengadopsi dan mereduplikasi inisiatif yang sukses dalam pelaksanaan Proper. 

Wakil Rektor 4 ITS Bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Kealumnian, Bambang Pramujati, mengapresiasi kolaborasi yang telah terbangun untuk menyelenggarakan kegiatan bertajuk Ready for Proper Conference 2023 di kampus ITS, Surabaya.

Dia menjelaskan, ITS berkomitmen untuk mendorong perusahaan melakukan praktik-praktik bisnis berkelanjutan. Kampus negeri ini telah banyak membangun kerjasama dengan berbagai perusahaan dalam menciptakan inovasi dan teknologi ramah lingkungan, termasuk dalam melakukan pengelolaan lingkungan  berdasarkan Proper.

ITS pun berinovasi untuk mendukung kegiatan yang berkaitan dengan efisiensi energi, teknologi ramah lingkungan. "Atau program-program CSR agar masyarakat sekitar industri merasakan manfaat,” jelas Bambang.

Pada kesempatan ini, Dirjen PPKL Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sigit Reliantoro, menyampaikan Proper didesain sebagai proses pembelajaran secara terus menerus bagi perusahaan peserta Proper. Pada kriteria ketaatan, perusahaan didorong untuk mengimplementasikan SOP dalam pengelolaan lingkungan. 

Sedangkan dalam kriteria lebih dari ketaatan (beyond compliance), perusahaan didorong untuk melakukan refleksi secara terus menerus melalui program eco-inovasi, apakah cara yang telah dilakukan dalam pengelolaan lingkungan sudah efektif dan efisien atau ada cara baru yang lebih baik. 

Lahirnya inovasi-inovasi ini merupakan feedback dari proses belajar dan penerapan continuous improvement. Melalui proses belajar secara terus menerus tersebut, secara tidak langsung Proper sedang mendorong perusahaan untuk mencapai future fit business. 

"Mudah-mudahan dapat memberikan cara pandang baru bagi kita semua sehingga dapat berkontribusi seusia dengan peran kehidupan sehari-hari untuk dunia yang lebih baik dan masyarakat yang lebih sejahtera” ucapnya.

Ketua Dewan Pertimbangan Proper, Sudharto P. Hadi, menyampaikan kriteria penilaian PROPER terus berkembang yang salah satunya bertujuan untuk  mendorong lahirnya 'green leader'. Pimpinan perusahaan, lanjut Sudharto, adalah tokoh sentral dalam membawa perusahaan menerapkan praktik-praktik berkelanjutan. 

Melalui Proper, para pemimpin perusahaan didorong untuk membangun sebuah inovasi dan sistem yang mendukung praktik-praktik keberlanjutan dalam operasional perusahaan. 

Salah satu sesi penilaian Proper bagi kandidat emas adalah presentasi dari para CEO atau pimpinan perusahaan mengenai bagaimana ia membawa perusahaannya dari industrial culture yang hanya berorientasi pada profit, menuju sustainable culture yang berorientasi pada sosial dan lingkungan. 

"Green leadership menjadi kunci bagi transformasi bisnis ke arah kinerja lingkungan yang lebih baik. Kunci berubahnya strategi adaptasi dan menghadapi tantangan ke depan,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement