Kamis 31 Aug 2023 17:16 WIB

Pemprov Jabar Jadikan Event WJF 2023 Role Model untuk Minimalisir Produksi Sampah

Persoalan sampah saat ini sedang melanda Bandung Raya.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Alat berat membereskan tumpukan sampah organik di kawasan Taman Tegallega, Kota Bandung, Kamis (31/8/2023). Salah satu sudut kawasan Taman Tegallega, saat ini dijadikan tempat penimbunan dan pengolahan sampah organik. Kebijakan tersebut dilakukan Pemkot Bandung sebagai salah satu upaya mengatasi darurat sampah di Kota Bandung yang dipicu oleh peristiwa kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Alat berat membereskan tumpukan sampah organik di kawasan Taman Tegallega, Kota Bandung, Kamis (31/8/2023). Salah satu sudut kawasan Taman Tegallega, saat ini dijadikan tempat penimbunan dan pengolahan sampah organik. Kebijakan tersebut dilakukan Pemkot Bandung sebagai salah satu upaya mengatasi darurat sampah di Kota Bandung yang dipicu oleh peristiwa kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Persoalan sampah saat ini sedang melanda Bandung Raya. Kondisi ini terjadi, sebagai imbas dari kebakaran yang terjadi di TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat. 

Pemprov Jawa Barat pun, terus berupaya untuk mengatasi persoalan sampah ini. Salah satu caranya adalah dengan menjadikan event West Java Festival (WJF) 2023 sebagai role model untuk meminimalisir produksi sampah. 

 

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Jabar Benny Bachtiar, Pemprov Jabar telah melakukan rapat kordinasi untuk mencari solusi atas masalah sampah akibat kebakaran TPA Sarimukti.

 

Dari rapat itu, kata dia, disepakati kalau event West Java Festival ini akan menjadi ajang percontohan bagaimana memupuk kebiasaan masyarakat untuk menekan jumlah produksi sampah. "Makanya kenapa kami mengimbau kepada masyarakat di dalam pelaksanaan (WJF) besok dan akan jadi role model, sampah ini jadi masalah bukan hanya hari ini," ujar Benny kepada wartawa usai acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kamis (31/8/2023).

 

Menurut Benny jika dalam event West Java Festival pada 2-3 September nanti, masyarakat yang datang diminta untuk membawa tumbler atau botol minuman masing-masing. Hal ini bertujuan untuk menekan sampah pascaevent digelar.

 

"Mudah-mudahan dengan kegiatan besok jadi role model bahwa setiap penonton yang hadir ke tempat acara membawa tumbler, tempat makanan sendiri, nanti dibawa pulang lagi. Jadi meminimalisir sampah juga," katanya.

 

Selain itu, kata dia, Amada spot air isi ulang. Sehingga tak perlu lagi beli air minim. "Itu salah satu solusi dan manakala ini berhasil ini bisa jadi percontohan," katanya.

 

Benny mengatakan, event West Java Festival merupakan cara untuk mengeliatkan lagi roda perekonomian di Jabar khususnya Kota Bandung. Namun ada pekerjaan rumah (PR) dari terselenggaranya event besar seperti WJF ini.

 

PR itu, kata dia, adalah produksi sampah pascaevent selalu menggunung dan jadi masalah. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat membawa botol minum sendiri dilakukan.

 

"Ini sebenarnya ada yang protes manakala Sarimukti tidak beroperasi jangan ada event, lah justru Bandung ini bergeliat ekonominya kalau ada event. Cuma kita harus cari solusinya, ya itu tadi masyarakat membawa tempat sendiri," kata Benny.

 

Benny berharap citra buruk Bandung sebagai wajah Jabar tentang sampah bisa berkurang. Pihaknya juga mendorong langkah tersebut diberlakukan bukan cuma di Bandung Raya, namun juga Bogor Raya yang jadi magnet destinasi wisata di Jabar.

 

"Kalau ini berhasil akan kita dorong untuk mensosialisasikan ke destinasi wisata di Bandung Raya dan Bogor Raya. Karena produk sampah paling besar itu di dua kawasan ini, karena magnet pariwisata Jabar itu di dua ini," katanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement