REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3 DLH Kota Bandung Salman Faruq menargetkan TPA Darurat Gedebage dapat dioperasikan mulai Sabtu (9/9/2023) pekan ini. Dalam dua hari kedepan, DLH Kota Bandung akan menggenjot pemasangan pagar seng di sekitar lahan seluas dua hektare tersebut.
"Lahan yang akan dipakai merupakan pesawahan tidak aktif, tidak ada pohon yang kita tebang juga di pinggir jalan, hanya akan kita tutup dengan pagar seng saja," tutur Salman saat meninjau lahan TPA Darurat di Gedebage, Rabu (6/9/2023).
"Setelah semuanya siap, mungkin hari sabtu bisa mulai buang kesini," kata dia menambahkan.
Dia memastikan, sosialisasi ke masyarakat telah dilakukan oleh camat dan perangkat kewilayahan. Hal ini dilakukan demi menghindari adanya resistensi dan hal yang tidak diharapkan. Lahan tersebut, kata dia, juga sejatinya merupakan milik Pemerintah Kota Bandung.
"Sudah dikoordinasikan dengan Pak camat, dan mereka sudah mengetahui lah rencana ini, apalagi ini kan lahan pemkot ya. Kita juga pastikan sebisa mungkin tidak akan mengganggu lahan yang sedang ditanami oleh warga agar tidak ada resistensi dari masyarakat," kata Salman.
Lahan seluas dua hektare tersebut, kata dia, bukan hanya sebagai wadah pembuangan sampah namun juga untuk manuver kendaraan pengangkut sampah. Menurut Salman, sampah yang akan ditampung merupakan sampah-sampah yang tertumpuk di TPS dan pinggir-pinggir jalan.
"Sampah yang diprioritaskan adalah sampah-sampah yang berpotensi mengganggu kenyamanan masyarakat seperti sampah yang tertumpuk di TPS, sampah di pinggir jalan. Disini disatukan sampahnya (organik, anorganik, dan residu)," ujarnya.
Saat ditanya mengenai anggaran yang diperlukan, Salman mengatakan masih memerlukan penghitungan ulang. Menurutnya, kebutuhan anggaran saat ini belum termasuk dalam biaya tak terduga (BTT) yang telah diajukan sebelumnya.
"Nanti akan kita ukur lagi kebutuhan anggaran biayanya karena ini belum termasuk dalam BTT yang diajukan sebelumnya karena kemarin arahannya ini hanya menjadi lahan cadangan, jadi saat sarimukti sudah dibuka maka ini tidak akan digunakan, tapi nyatanya lahan ini masih dibutuhkan," tegas Salman.
Sementara itu, Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, TPA Darurat ini nantinya hanya akan difungsikan sebagai tempat penampungan sementara hingga ritase ke TPA Sarimukti kembali normal. Dia juga menegaskan, tidak akan ada pengolahan sampah di lokasi ini, hanya ada pemilahan sampah organik dan anorganik.
"Ini kita memang hanya gunakan untuk penampungan jadi tidak ada pengolahan disini hanya pemilahan, jadi sampah anorganiknya dimanfaatkan oleh para pemulung," ujar Ema.
TPA Darurat yang belokasi tepat di samping Jalan Tol Padalarang-Cileunyi ini, sambung Ema, nantinya akan menampung sampah-sampah yang bertumpuk di TPS-TPS. Mengingat masih belum normalnya ritase sampah ke TPA Sarimukti. Ema memperkirakan saat ini masih ada ratusan ton sampah yang tertahan akibat terbatasnya ritase ke Sarimukti.
"Ritase sampah dari Kota Bandung masih terbatas, biasanya kita 240-an sekarang hanya 89, kalau itu terus berlangsung maka tiap harinya tetap ada sampah yang tertahan, kurang lebih 600-700 ton. Itu baru sehari, bagaimana kalau terus menerus ini kan akan semakin menambah tumpukan sampah, karena TPS juga sudah overload," ujar Ema.
Dia juga menginstruksikan Camat Gedebage untuk menggencarkan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat terkait rencana pembangunan TPA Darurat ini. Ema juga menghimbau diadakannya kerjasama dengan para pengepul dan pemulung agar sampah anorganik dapat dimanfaatkan, sehingga jumlah sampah dapat tereduksi.
"Untuk sampah anorganik saya minta pak camat dan DLH untum melibatkan para pemulung. Silahkan masyarakat manfaatkan," kata Ema.