Senin 11 Sep 2023 08:33 WIB

Warga Maroko Berteriak Minta Bantuan

Korban gempa Maroko berjuang untuk mendapatkan makanan, air, dan tempat berlindung

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Bangunan dapur rusak akibat gempa bumi dahsyat di Ouirgane, selatan Marrakesh, Maroko, Ahad (10/9/2023).
Foto: EPA-EFE/YOAN VALAT
Bangunan dapur rusak akibat gempa bumi dahsyat di Ouirgane, selatan Marrakesh, Maroko, Ahad (10/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, MOULAY BRAHIM -- Penanganan dan pengiriman bantuan terhadap korban gempa di Maroko berjalan lambat. Para korban berjuang untuk mendapatkan makanan, air, dan tempat berlindung pada Ahad (10/9/2023). Pencarian orang hilang berlanjut di desa-desa terpencil, sementara jumlah korban tewas mencapai lebih dari 2.100 jiwa dan kemungkinan akan meningkat.

Banyak orang menghabiskan malam ketiga dengan tidur di jalanan. Para pekerja bantuan menghadapi tantangan untuk menjangkau desa-desa yang terkena dampak paling parah di High Atlas, sebuah wilayah pegunungan terjal yang permukimannya sering kali terpencil dan banyak rumah yang hancur.

Baca Juga

Di Moulay Brahim, sebuah desa yang berjarak 40 kilometer selatan Marrakesh, warga menggambarkan bagaimana mereka menggali mayat dari reruntuhan menggunakan tangan kosong. Di lereng bukit yang menghadap ke desa, warga menguburkan seorang perempuan berusia 45 tahun yang meninggal bersama putranya yang berusia 18 tahun. Seorang perempuan menangis tersedu-sedu saat jenazah diturunkan ke liang lahat.

Seorang warga, Hussein Adnaie meyakini masih ada orang-orang yang terkubur di reruntuhan. “Mereka tidak mendapatkan pertolongan yang mereka perlukan sehingga mereka meninggal. Saya menyelamatkan anak-anak saya dan saya berusaha mendapatkan selimut untuk mereka dan pakaian apa pun yang bisa mereka pakai dari rumah,” kata Adnaie.