REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Ratri Kartikaningtyas mengatakan upaya menjaga kesehatan mental dapat dimulai dengan menjaga kesehatan fisik karena kondisi tubuh yang sehat dapat membantu mengatur emosi dengan baik.
"Kebugaran tubuh dan hormon yang stabil misalnya dapat membantu proses regulasi emosi yang baik," kata Ratri Kartikaningtyas saat dihubungi terkait Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, Senin (11/9/2023).
Kedua, dengan bersikap terbuka terhadap berbagai pengalaman dan mau berproses, termasuk kesediaan untuk mengelola emosi yang tidak nyaman dirasakan. Selain itu, melakukan konseling dengan profesional secara berkala juga perlu dilakukan sebagai upaya merawat kebugaran mental.
Ratri mengatakan ciri-ciri orang yang kesehatan mentalnya baik adalah orang yang cepat pulih saat menghadapi permasalahan yang menekan mental. Hal ini berarti orang tersebut mampu mengelola diri dan emosinya dengan baik.
"Mengelola emosi yang baik bukan berarti memendam, ataupun mengalihkan emosi tertentu, namun terbuka dengan semua perasaannya," kata Ratri Kartikaningtyas.
Peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia yang jatuh setiap 10 September bertujuan untuk mengurangi meningkatnya masalah bunuh diri di dunia.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberikan apresiasi kepada petugas keamanan PT Kereta Api Indonesia/KAI (Persero) yang telah mencegah percobaan bunuh diri seorang perempuan yang menggendong bayi di area peron Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
"Apresiasi untuk para petugas keamanan KAI yang sigap menenangkan sang ibu," ujar Erick.
Erick berharap situasi semakin membaik untuk ibu dan bayi. Dia pun mengajak semua pihak meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental serta mengimbau masyarakat saling rangkul tanpa menghakimi atas kejadian tersebut.
"Mari kita bangun kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental, baik bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitar kita. Saling rangkul dan jaga, tanpa rasa menghakimi," ujar Erick.