REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Rusia dan Cina akan merespons setiap upaya Barat menghancurkan arsitektur keamanan di kawasan Asia-Pasifik. Hal itu diungkap Direktur Departemen Asia Pertama Kementerian Luar Negeri Rusia Georgy Zinovyev saat berbicara di Forum Ekonomi Timur atau Eastern Economic Forum yang digelar di Vladivostok pada 10-13 September 2023.
Zinovyev mengatakan, Rusia dan Cina prihatin atas langkah Amerika Serikat (AS) dan para sekutunya menerapkan kebijakan konfrontatif menuju militerisasi kawasan Asia-Pasifik yang memanfaatkan potensi militer NATO. “Tidak diragukan lagi, negara-negara kami akan bereaksi terhadap ancaman yang ada dan potensial di kawasan, termasuk sebagai bagian dari kerja sama di bidang militer, dengan latihan bersama serta patroli angkatan laut dan udara yang diadakan secara rutin,” ujarnya, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS, Senin (11/9/2023).
Menurut Zinovyev, negara-negara Barat berupaya menghancurkan arsitektur keamanan di sekitar ASEAN dan menggantinya dengan konstruksi “Indo-Pasifik” AS. Terkait hal itu, dia menyoroti pembentukan pakta keamanan trilateral antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) atau AUKUS. Sayangnya, AUKUS bukan satu-satunya proyek yang menimbulkan risiko besar baik bagi semua pemain regional dan, mau tidak mau, para penggagas dan peserta skema NATO di Asia,” ucapnya.
Pada Agustus lalu, Perwakilan Tetap Rusia untuk ASEAN Yevgeny Zagainov mengatakan, beberapa negara Asia-Pasifik bersedia memfasilitasi ekspansi NATO ke kawasan tersebut. Dia mengungkapkan, Moskow akan terus mencermati perkembangan situasi. “Sejumlah negara Asia-Pasifik siap memfasilitasi promosi agenda Euro-Atlantic NATO. Karena itu penting untuk tetap waspada dan mengawasi situasi,” ujar Zagainov pada 10 Agustus 2023 lalu.
“Mengenai siapa 'kuda trojan' di wilayah ini (Asia-Pasifik), kami biasanya berbicara tentang negara-negara seperti Jepang, Australia, Selandia Baru, dan Korea Selatan," kata Zagainov menambahkan.
Pada Mei lalu, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengakui rencana NATO membuka kantor penghubung di negaranya. Kendati demikian, Kishida menegaskan, Jepang tak memiliki rencana menjadi anggota atau semi-anggota dari aliansi pertahanan yang sudah berdiri sejak 1949 tersebut. Meski mengetahui adanya rencana pembukaan kantor NATO di Jepang, Kishida belum memiliki informasi detail mengenai hal tersebut.
Rusia telah memberikan respons negatif atas rencana NATO membuka kantor penghubung di Jepang. Moskow menilai, rencana itu menunjukkan niat NATO melanjutkan militerisasi di kawasan Asia-Pasifik. “Niat NATO untuk membuka kantor di ibu kota Jepang adalah bukti lain dari ambisi global aliansi serta rencana untuk secara serius bercokol di Asia-Pasifik, untuk menyebarkan format NATO-sentris dengan muatan anti-Rusia dan anti-Cina,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam pengarahan pers 10 Mei 2023 lalu.