REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Marc Marquez mendapat pertanyaan blak-blakan tentang masa depannya dari Jorge Lorenzo. Mantan rekan setimnya di Repsol Honda itu mewawancarainya melalui siaran langsung di TV Spanyol pada pekan lalu.
Lorenzo menuntut jawaban tentang keputusan besar karier Marquez di MotoGP. Selama MotoGP San Marino, rumor yang beredar menyebutkan, Marquez tinggal selangkah lagi akan bergabung dengan tim Gresini Ducati, meskipun rumor tersebut mereda di tengah klaim bahwa ia hanya mencoba untuk mendapatkan respons besar dari Honda.
"Bisakah Anda memastikan 100 persen bahwa Anda akan balapan bersama Honda tahun depan?" kata Lorenzo blak-blakan bertanya kepada Marquez dilansir dari Crash.net, Selasa (12/9/2023)
Marquez pun tersenyum dan menjawab, "Kami memiliki tes yang sangat penting di mana kami harus menguji motor baru, di mana kami harus terus meningkat secara logis."
Pemegang enam gelar juara dunia MotoGP itu menyatakan, saat ini ada tes yang digunakan Stefan Bradl di akhir pekan. "Dari situ terlihat jelas apa yang dikatakan Alberto Puig bahwa perkataan tidak lagi sahih, yang sah hanya tindakan. Harus ada tindakan untuk melanjutkan di Honda. Faktanya tidak hanya (saat tes Misano), tetapi faktanya hilang."
Kesan pertama Marquez pada hari Senin (11/9/2023) tentang prototipe Honda 2024 tidak terlalu bagus. Kesan pembalap asal Spanyol itu mengkhawatirkan bagi pabrikan Jepang.
Marquez mengaku akan memutuskan masa depannya setelah balapan di India dan Jepang atau dalam waktu satu bulan ke depan.
Marquez terus-menerus mengingatkan paddock MotoGP bahwa ia dikontrak Honda hingga 2024. Ini merupakan fakta, tetapi juga memungkinkannya untuk mengesampingkan pertanyaan tentang apakah pembalap usia 30 tahun tersebut akan mencoba memutus kontrak lebih awal.
Marquez telah lama mengidentifikasi tes Misano sebagai hari yang krusial baginya untuk melihat rencana Honda di tahun 2024.
Laporan terbaru menunjukkan bahwa Marquez telah menuntut masuknya insinyur Eropa untuk merombak proyek Honda, dan telah diberi jaminan ini oleh para bos Jepang, yang memperlancar prosesnya untuk bertahan.
Di sisi lain, CEO Ducati, bagaimanapun, telah mengakui ketertarikannya untuk merekrut juara dunia enam kali MotoGP itu.