Kamis 14 Sep 2023 16:33 WIB

Waketum Golkar: Jika Airlangga tak Diambil Prabowo, Mending Dukung Emil Cawapres Ganjar

Melchias Marcus menilai Golkar sudah dukung Prabowo pada 2014 dan kalah.

Rep: Febryan A/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto menyerahkan cangkul emas kepada Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Kamis (31/8/2023) malam.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar Melchias Marcus Mekeng meminta ketua umumnya, Airlangga Hartarto, untuk berpikir rasional dalam menentukan arah dukungan capres Pilpres 2024. Dia ingin partainya mendukung capres yang mau meminang kader Golkar sebagai cawapres. 

Partai Golkar kini tergabung dalam koalisi partai politik pendukung Capres Prabowo Subianto. Menurut Mekeng, apabila Prabowo tidak menjadikan Airlangga cawapres, maka Golkar sebaiknya mendukung Ridwan Kamil menjadi cawapres pendamping Capres PDIP Ganjar Pranowo. 

 

"Airlangga harus rasional kalau tidak diambil sama Prabowo, lebih baik dukung Ridwan Kamil sama Ganjar agar Golkar tetap dapat porsi di pemerintahan yang akan datang," kata Mekeng ketika dihubungi wartawan dari Jakarta, Kamis (14/9/2023). 

 

Mekeng menjelaskan, Golkar tidak mungkin terus-menerus hanya menjadi partai pendukung tanpa ada kader yang menjadi capres atau cawapres. Pasalnya, Golkar adalah partai besar.  "Kalau enggak dikasih cawapres, masa Golkar jadi pendukung Prabowo melulu? Dari 2014 udah dukung, kalah terus, sekarang suruh dukung lagi," ujarnya. 

 

Lebih baik, kata dia, Golkar mendukung kader potensial seperti Ridwan Kamil. Dengan demikian, Golkar berpeluang menempatkan kader di posisi wakil presiden. 

 

Ridwan Kamil yang merupakan mantan gubernur Jawa Barat dan kini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Golkar diketahui punya elektabilitas teratas sebagai kandidat cawapres dalam sejumlah hasil survei. Adapun elektabilitas Airlangga tak pernah jadi yang teratas. 

 

"Jadi, Airlangga pun harus realistis kalau dia enggak diterima oleh Gerindra, oleh koalisinya, ya harus berpikir realistis untuk partai, bukan untuk dia pribadi," ujar anggota DPR RI itu. 

 

Ketika ditanya soal potensi Ridwan Kamil menjadi cawapres pendamping Prabowo, Mekeng menilai peluang tersebut kecil terwujud.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement