REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pada saat Rasulullah ﷺ berusia lima tahun, dan saat beliau masih dalam perawatan Halimah as-Sa'diyah di perkampungan Bani Sa'ad, terjadilah peristiwa besar yang sekaligus menunjukkan tanda-tanda kenabiannya kelak. Peristiwa tersebut dikenal dengan istilah pembelahan dada (syaqqus shadr).
Seperti dikutip dari Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah ﷺ disarikan dari kitab ar-Rahiq al-Makhtum, suatu hari, ketika Rasulullah ﷺ bermain bersama teman-temannya, tiba-tiba datang malaikat Jibril menghampiri dan menyergapnya. Lalu dia dibaringkan, kemudian dadanya dibelah, lalu hatinya diambil selanjutnya dikeluarkan segumpal darah darinya, seraya berkata, “Inilah bagian setan yang ada padamu.” Kemudian hati tersebut dicuci di bejana emas dengan air zamzam, setelah itu dikembalikan ke tempat semula.
Sementara itu, teman-teman sepermainannya melaporkan kejadian tersebut kepada Halimah seraya berkata, “Muhammad dibunuh... Muhammad dibunuh.” Maka mereka bergegas menghampiri tempat Rasulullah ﷺ semula, di sana mereka mendapatkan Rasulullah ﷺ dalam keadaan pucat pasi.
Setelah kejadian tersebut, Halimah sangat khawatir terhadap keselamatan Muhammad kecil ﷺ. Akhirnya tak lama setelah itu, dia memutuskan untuk memulangkannya kepada ibunya di kota Makkah. Maka berangkatlah Halimah ke Makkah dan dengan berat hati dikembalikannya Rasulullah ﷺ kepada ibunya.