REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa investasi hulu minyak dan gas menjadi salah satu pendongkrak ekonomi daerah.
"Jadi, kami berpandangan bahwa salah satu pendongkrak ekonomi daerah itu adalah investasi dari hulu migas dan ini dapat kita buktikan dari target investasi kami di 2023 sekarang Rp1.400 triliun di semester I, itu investasi di luar Pulau Jawa saya lihat lebih besar ketimbang di Jawa," ujar Bahlil saat menjadi pembicara dalam International Convention of Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIUOG) 2023 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Bali, Rabu (20/9/2023).
"Ini yang menjadi salah satu sasaran besar dari Presiden karena ingin untuk membangun investasi yang berkualitas dan salah satu ciri investasi yang berkualitas itu ada pemerataan," katanya.
Bahlil menyebut bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Kementerian Investasi/BKPM agar pemerataan pembangunan dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, tak hanya di Pulau Jawa.
"Bapak Presiden memerintahkan kepada kami untuk membangun Indonesia tidak boleh membangun Jawasentris, tetapi harus membangun Indonesia adalah dari Sumatra sampai seluruh pelosok Indonesia sampai dengan Papua. Bukan karena saya orang dari luar Pulau Jawa kemudian membuat kebijakan bagaimana investasi di luar Pulau Jawa itu tinggi, tetapi ini semua panggilan dan penegasan kembali terhadap pembangunan Indonesia harus menyeluruh dari Aceh sampai Papua," ujarnya.
Dari target investasi Rp 1.400 triliun tersebut, Bahlil melanjutkan, untuk investasi hulu migas ditargetkan sekitar 17 miliar dolar AS.
"Kita sudah mampu realisasi sekitar 48,5 persen dan untuk investasi di hulu migas pada 2023 itu sudah mencapai 5,7 miliar dolar AS pada semester I, ini tumbuh 21 persen dibandingkan dengan periode yang pada tahun 2022. Kalau saya lihat realisasi investasinya lima tahun terakhir naik terus, tetapi kalau kita masih bisa maksimalkan itu jauh lebih baik karena potensi kita masih besar sekali bagaimana menaikkan investasi di sektor hulu migas," kata Bahlil.
Hal tersebut perlu dilakukan karena produksi minyak mentah saat ini masih di bawah target APBN 2023 yang sebesar 660 ribu barel per hari (bph).
"Karena kita semua tahu produksi minyak mentah kita sekarang ini masih di bawah target target APBN kita. Sekarang rata-rata produksi sekitar 600 ribu-630 ribu barel per hari dan sebagian kita masih impor," ujar Bahlil.