Rabu 20 Sep 2023 20:06 WIB

BPBD DKI: Kebakaran yang Terjadi di Jakarta Didominasi Korsleting Listrik 

Periode 2020 hingga 2022, ada 1.287 kebakaran di Jakarta dipicu korsleting listrik.

Rep: Haura Hafidzah/Eva Rianti/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji.
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyatakan, penyebab utama kebakaran di DKI Jakarta adalah korsleting listrik. Sehingga masyarakat diimbau untuk lebih memperhatikan penggunaan barang-barang elektronik. 

"Mayoritas kebakaran itu karena listrik. Jadi, sudah jelas biang kerok kebakaran di Jakarta itu korsleting listrik. Ini yang harus kita perhatikan," kata Kepala Satuan Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan, Michael Oktavianes dalam diskusi daring yang berjudul 'Kebakaran di Perkotaan: Tantangan dan Solusi' di Jakarta pada Rabu (20/9/2023).

Dia menjelaskan, selama periode 2020 hingga 2022, setidaknya 1.287 atau 74,7 persen kebakaran di Jakarta disebabkan oleh korsleting listrik. Dia pun mengimbau masyarakat agar dapat memperhatikan penggunaan barang-barang elektronik di rumah. 

"Coba dicek apakah penggunaan listrik sudah benar, satu colokan itu jangan dicolok banyak, seperti kulkas, dispenser dan handphone," kata Michael.

Selain itu, ada sekitar 36 kejadian kebakaran yang disebabkan pembakaran sampah, lilin, sampai ledakan gas. Umumnya yang terbakar meliputi perumahan, bangunan umum atau industri, kendaraan bermotor, instalasi luar gedung, tumbuhan hingga lapak sampah.

Menurut dia, kebakaran bisa terjadi dari putung rokok, petasan hingga sambaran petir. Dengan persentase kejadian mencapai 14,3 persen atau sebanyak 184 kejadian kebakaran.

"Saya baru ngeh putung rokok bisa sebabkan kebakaran, sebat dulu, sebat dulu, kalau nggak tertib bisa sebabkan kebakaran ada risiko karena rokok," kata Michael.

Kepala BPBD DKI Isnawa Adji mengatakan, bangunan lama di DKI Jakarta banyak yang tidak melakukan perbaikan listrik. Selain itu, banyak yang warga yang menggunakan satu colokan digunakan untuk peralatan listrik.

"Tugas kita ikut kurangi mengurangi risiko kebakaran, misalnya imbau lakukan penggantian instalasi listrik, jangan gunakan listrik tidak sesuai ketentuan. Dulu ada bangunan konveksi, meterannya kayak meteran kontrakan, kita telusuri ada meteran palsu di dalam yang bisa terjadi kebakaran," kata Isnawa.

Enam kelurahan...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement