Kamis 21 Sep 2023 18:22 WIB

3 Bulan Tenggat Waktu Pj Wali Kota Bandung Bersihkan Tumpukan Sampah 

Saat tumpukan sampah terkena hujan, maka akan menimbulkan bau yang sangat menyengat.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin (tengah) dan Pj Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono (kanan) dan Sekda Kota Bandung Ema Sumarna (kiri) berbincang saat meninjau TPS Babakan Siliwangi, Kota Bandung, Kamis (21/9/2023). Pemprov Jawa Barat terus berupaya mencari langkah terbaik dalam mengatasi persoalan sampah saat ini. Salah satu upaya yang dilakukan yakni penyegeraan operasional Tempat Pengolahan dan Pemprosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka di Kabupaten Bandung.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin (tengah) dan Pj Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono (kanan) dan Sekda Kota Bandung Ema Sumarna (kiri) berbincang saat meninjau TPS Babakan Siliwangi, Kota Bandung, Kamis (21/9/2023). Pemprov Jawa Barat terus berupaya mencari langkah terbaik dalam mengatasi persoalan sampah saat ini. Salah satu upaya yang dilakukan yakni penyegeraan operasional Tempat Pengolahan dan Pemprosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka di Kabupaten Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin memantau, tumpukan sampah Kota Bandung di tiga titik, Kamis (21/9/2023). Dia pun meminta, Pj Wali Kota Bandung untuk membersihkan tumpukan sampah dalam waktu tiga bulan ke depan.

Tenggat waktu tiga bulan itu, kata dia, karena sebentar lagi akan memasuki musim penghujan. Yakni, diperkirakan pada awal November.

"Selain antisipasi banjir, pembersihan sampah harus dilakukan. Kan November hujan. Jadi, sampah 3 bulan harus selesai, kalau tidak kan kasian masyarakat baunya akan seperti apa," ujar Bey kepada wartawan.

Menurut Bey, dirinya meminta  Pj Wali Kota Bandung agar masif lagi turun ke rumah tangga, PHRI ke camat hingga lurah. "Masif memberi edukasi ke masyarakat untuk memisahkan sampah dari rumah secara masif. Janji Pak wali 3 bulan beres," katanya.

Namun, kata dia, untuk keteraturan, ada mindset yang diubah. Intinya, peristiwa sampah menumpuk ini sebenarnya berulang. 

Jadi, harus dijadikan momentum darurat sampah ini. Yakni, harus mulai dari hulu rumah tangga dan harus jelas pemisahannya mana organik dan non organik.

"Dan PJ Wali Kota sudah ketemu dengan PHRI mereka siap membantu, tapi ingin detailnya memisahkan itu seperti apa," katanya.

Selain itu, kata dia, harus ada pengolahan sampah baru lebih modern. Serta, kawasan bebas sampah seperti di daerah Maleer bisa direplikasi ke tempat lain.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement