REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri CIna Mao Ning menyebut Kedutaan Besar Cina maupun kantor konsulat di Jepang mendapatkan gangguan melalui telepon dari nomor Jepang.
"Sejauh yang saya tahu, kedutaan dan kantor konsulat Cina di Jepang baru-baru ini juga menerima serangkaian panggilan telepon yang mengganggu dari nomor-nomor di Jepang. Hal ini tentu sangat mengganggu pekerjaan sehari-hari kami," kata Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, Cina, pada Kamis (21/9/2023).
Mao Ning menyampaikan hal tersebut untuk menanggapi pertanyaan wartawan soal Kedutaan Besar Jepang di Cina yang menerima ratusan ribu panggilan telepon yang mengganggu dengan nomor dari Cina.
Hal tersebut muncul menyusul keputusan Jepang untuk membuang air olahan limbah nuklir dari PLTN Fukushima ke lautan sejak 24 Agustus 2023.
"Kami mendesak Jepang untuk memastikan keamanan kedutaan dan konsulat Cina serta institusi, perusahaan dan warga negara Cina, termasuk wisatawan, di Jepang," ujar Mao Ning.
Mao Ning pun meminta agar pemerintah Jepang dapat mengarahkan persepsi masyarakatnya ke arah yang benar.
"Berhenti membesar-besarkan masalah ini atau mencoba mengalihkan fokus masyarakat dari kesalahan yang mereka lakukan terkait pembuangan air limbah ke laut," kata Mao Ning.
Ia juga menegaskan Pemerintah Cina berkomitmen untuk melindungi keselamatan dan hak para diplomat dan misi diplomatik asing yang berada di Cina sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.
Cina diketahui telah melayangkan gugatan atas pengawasan Sekretariat Badan Energi Atom Internasional (IAEA) atas pelepasan air limbah Jepang ke laut.
Di tengah kritikan atas pelepasan limbah nuklir dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut oleh Jepang, Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi pada bulan lalu mengatakan bahwa badan itu melakukan pengumpulan sampel mandiri dan akan terus mengawasi situasi.
Hasil dari pengambilan contoh air oleh IAEA itu menunjukkan tingkat tritium berada jauh di bawah batas operasional. Namun Mao Ning mengatakan meski dengan berbagai upaya pemurnian, alir limbah Fukushima masih mengandung berbagai bahan radioaktif seperti carbon-14, cobalt-60, strontium-90, iodine-129 dan caesium-137.
Cina pun telah memberlakukan larangan pada impor hasil laut Jepang.
Pada tahap pertama, operator Tokyo Electric Power Company (TEPCO) akan mengencerkan sekitar 7.800 ton air olahan dengan air laut, dan air encer tersebut akan dikeluarkan selama 17 hari berturut-turut.
TEPCO telah mengisi fasilitas, yang disebut poros pembuangan vertikal, dengan air yang telah diolah dan diencerkan. Setiap ton air yang diolah dicampur dengan sekitar 1.200 ton air laut.
Terdapat sekitar 1,3 juta ton air olahan di kompleks TEPCO. Operator kehabisan kapasitas penyimpanan sehingga memaksa Jepang membuang air tersebut ke laut.