REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pj Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono mengatakan, Pemerintah Kota Bandung melalui Satgas Penanganan Sampah tengah memformulasikan konsep penanganan sampah jangka pendek, menengah dan panjang. Perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang ini, kata dia, sangat penting dilakukan terlebih di wilayah perkotaan seperti Kota Bandung.
"Penanganan jangka pendek, menengah dan panjang ini menjadi penting karena kita adalah wilayah perkotaan. Untuk daerah perkotaan, fenomena terkait sampah itu sangat spesifik karena kalau kita tidak rencanakan penanganan jangka pendek hingga panjang, maka ini akan berpotensi berulang (kondisi darurat sampah)," paparnya di Balai Kota Bandung, Jumat (22/9/2023).
"Saya akan meminta kepada tim, satgas sampah, untuk memformulasikan," imbuhnya.
Selain itu, Bambang juga meminta masyarakat untuk lebih peduli pada situasi kedaruratan sampah yang terjadi di Kota Bandung, dan wilayah-wilayah Bandung Raya lainnya. Dia menganggap saat ini masih banyak masyarakat yang belum menyadari situasi kedaruratan sampah yang sedang melanda Kota Bandung.
"Masyarakat juga saya minta bisa lebih peduli karena kedaruratan ini harus dirasakan oleh semua elemen masyarakat bandung, jadi saya khawatir ini tidak terasa oleh masyarakat bahwa ini sedang darurat," kata Bambang.
Lebih spesifik, dia juga meminta partisipasi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk bersama mengurangi produksi sampah harian. Menurut Bambang, hotel dan restoran berkontribusi aktif dalam menyumbang kenaikan volume sampah di Kota Bandung.
"Karena mau tidak mau, suka tidak suka, mereka (PHRI) harus peduli dengan situasi ini (darurat sampah) karena ada potensi yang cukup tinggi dalam menambah volume sampah. Bareng bareng lah yuk kita kelola sampah melalui Kang Pisman," ungkap Bambang.
Sebelumnya, Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, saat ini ritase harian pengiriman sampah ke TPA Sarimukti sudah jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Kota Bandung, kata dia, kini telah mampu mengirim setidaknya 200 ritase per harinya.
Meski begitu, jumlah sampah yang terangkut masih belum sebanding dengan sampah yang tertahan di Kota Bandung. Dia mengatakan, hingga saat ini diperkirakan setidaknya ada 40 ribu ton sampah yang masih menumpuk di Kota Bandung.
"Meski pengiriman meningkat, produksi sampah harian kan terus ada, kalau diakumulasikan mungkin ada sekitar 40 ribu ton sampah yang belum dibuang kesana (TPA Sarimukti), padahal kapasitas yang tersisa hanya 31 ribu ton," kata Ema.
Terkait kapasitas yang tersisa di TPA Sarimukti, Pj Gubernur Jabar Bey Machmuddin mengatakan hingga saat ini TPA Sarimukti masih mampu menampung setidaknya 20 ribu ton sampah. Dia berharap, kapasitas tersebut cukup untuk menampung sampah hingga masa kedaruratan berakhir.
"20 ribu ton lagi masih bisa tertampung, sampai selesainya darurat sampah ini mudah-mudahan bisa ditampung. Insya Allah akan padam total lah," harapnya.