REPUBLIKA.CO.ID, Pasti tak pernah terlintas dalam benak Lawrence Faucette, seorang veteran Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) berusia 58 tahun, bahwa dia akan hidup dengan menggunakan jantung babi di tubuhnya. Faucette tentu lebih tak menyangka lagi bahwa jantung babi tersebut ditanamkan ke dadanya saat hidupnya sudah berada di ujung tanduk.
Faucette, yang dirawat oleh tim dokter dari University of Maryland Medicine, hampir pasti menghadapi kematian akibat gagal jantung stadium akhir. Komplikasi kesehatan membuatnya tak memenuhi syarat untuk menjalani proses transplantasi jantung tradisional. Namun tim dokter University of Maryland Medicine mempunyai opsi lain untuk ditawarkan kepada Faucette, yakni jantung babi.
Tahun lalu, tim dokter dari University of Maryland Medicine pernah melakukan transplantasi jantung babi pertama di dunia kepada seorang pria bernama David Bennett. Kala itu hidup Bennett juga sudah berada di ambang kematian. Proses transplantasi jantung babi yang telah dimodifikasi secara genetik kepada Bennett berhasil. Namun dia meninggal karena alasan yang tak sepenuhnya dipahami dua bulan kemudian.
Lawrence Faucette mengetahui kasus Bennett. Kendati demikian, dia tetap bersedia mencoba proses transplantasi jantung babi dengan segala risikonya. “Tidak ada yang tahu mulai saat ini dan seterusnya. Setidaknya sekarang saya punya harapan dan punya kesempatan,” ujar Faucette dalam sebuah rekaman video sesaat sebelumnya dimulainya operasi transplantasi, dilaporkan Associated Press, Jumat (22/9/2023).
Istri Faucette, yakni Ann Faucette, sangat berharap hidup suaminya dapat diselamatkan dengan transplantasi tersebut. “Kami tidak memiliki harapan selain berharap untuk lebih banyak waktu bersama. Itu bisa saja sesederhana duduk di teras depan dan minum kopi bersama,” ucap Ann.
Upaya University of Maryland Medicine melakukan transplantasi jantung babi ke tubuh Faucette memerlukan izin khusus dan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). Dibutuhkan lebih dari 300 halaman dokumen yang diajukan ke FDA. Namun para dokter di University of Maryland Medicine menyatakan bahwa mereka telah belajar cukup banyak dari upaya transplantasi pertamanya tahun lalu.
Setelah transplantasi tahun lalu, para ilmuwan di University of Maryland Medicine menemukan tanda-tanda virus babi yang bersembunyi di dalam jantung. Saat ini mereka memiliki pengujian yang lebih baik untuk mencari virus tersembunyi. Mereka juga belajar menghindari pengobatan tertentu.
Jantung babi, yang disediakan oleh Revivicor yang berbasis di Blacksburg, Virginia, memiliki 10 modifikasi genetik. Beberapa gen babi pada jantung dihilangkan. Kemudian beberapa gen manusia ditambahkan agar jantung lebih dapat diterima oleh sistem kekebalan manusia.
Sama seperti tahun lalu, operasi transplantasi jantung babi pada Faucette berhasil. Meskipun beberapa pekan ke depan akan menjadi masa kritis, para dokter di University of Maryland Medicine sangat senang dengan respons awal Faucette terhadap organ babi.
Faucette, pada Jumat lalu, sudah bisa bergurau dan duduk di kursi. “Anda tahu, saya hanya terus menggelengkan kepala bagaimana saya bisa berbicara dengan seseorang yang berjantung babi?” kata Bartley Griffith, dokter yang melakukan transplantasi jantung ke Faucette.
Griffith mengungkapkan, para dokter merasakan keistimewaan yang besar. Namun pada saat bersamaan, mereka juga merasakan banyaknya tekanan. Upaya transplantasi organ dari hewan ke manusia diketahui telah gagal selama beberapa dekade. Hal itu karena sistem kekebalan tubuh manusia segera menghancurkan jaringan asing tersebut.
Terdapat selisih yang cukup besar antara ketersediaan organ manusia yang didonorkan dan kebutuhan untuk transplantasi. Tahun lalu, terdapat lebih dari 4.100 transplantasi jantung di Amerika. Jumlah itu memecahkan rekor.
Kendati demikian ketersediaan jantung donor sangat terbatas. Dengan demikian, hanya pasien dengan peluang terbaik untuk bertahan hidup dalam jangka panjang yang dapat menerima transplantasi tersebut.