REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Institute Study of War (ISW) yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS) mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin memberi waktu Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu hingga Oktober untuk menghentikan serangan balasan Ukraina. Hal itu diungkap ISW dalam sebuah laporan dengan mengutip seorang sumber di Kremlin.
“Putin dilaporkan memberi Shoigu tenggat waktu satu bulan hingga awal Oktober untuk memperbaiki situasi di garis depan, menghentikan serangan balasan Ukraina dan membuat pasukan Rusia mendapatkan kembali inisiatif untuk melancarkan operasi ofensif terhadap kota yang lebih besar,” kata ISW dalam penilaiannya, Senin (25/9/2023).
Menurut ISW, perintah Putin kepada Shoigu mengindikasikan komando militer Rusia kemungkinan memerintahkan serangan balik tanpa jeda. Tindakan itu diharapkan memaksa Ukraina mengerahkan serangan balasan hingga mencapai puncaknya. Jika Moskow mengambil inisiatif langkah demikian, kemampuan militernya bakal dikorbankan.
ISW mengatakan, terdapat semacam rumor di tubuh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia, mereka akan kehilangan dukungan Putin. Oleh sebab itu, menurut ISW, Kemenhan Rusia mengintensifkan upaya menyisihkan para komandan yang menawarkan pandangan dan nasihat yang jujur, tapi negatif. Kemenhan Rusia pun berusaha mengejar tujuan militer yang sukar dicapai dengan mengorbankan pasukan Rusia.
Pada Senin, Kemenhan Rusia mengungkapkan, sister pertahanan udara Rusia berhasil menghancurkan empat pesawat nirawak (drone) Ukraina di bagian barat Laut Hitam dan Semenanjung Krimea. Menurut Kemenhan Rusia, pada Ahad (24/9/2023) malam, empat drone Ukraina yang beroperasi di wilayah Kursk dan Belgorod juga dihancurkan. Pemerintahan lokal di Kursk mengatakan, serangan drone Ukraina masih berlangsung pada Senin. Belum ada laporan apakah serangan drone Ukraina ke beberapa wilayah Rusia menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Kemenhan Rusia juga menyampaikan bahwa pesawat pembom Su-34 dari Distrik Militer Pusat (CMD) Rusia menyerang titik kendali drone Angkatan Bersenjata Ukraina di arah Krasnoliman. Serangan tersebut dilakukan menggunakan bom udara.
“Awak pesawat pembom tempur multifungsi Su-34 dari Distrik Militer Pusat menyerang pos komando dan observasi dan pos kendali UAV, serta kendaraan tempur lapis baja Angkatan Bersenjata Ukraina di arah Krasnolimansk dengan serangan menggunakan bom pesawat berpemandu,” kata Kemenhan Rusia dalam keterangannya pada Senin, dikutip kantor berita Rusia, TASS.
“Untuk menghancurkan sasaran, pilot menggunakan amunisi terpandu, yang menghancurkan struktur dan peralatan musuh yang dibentengi dengan akurasi tinggi, dan merencanakan dari ketinggian,” tambah Kemenhan Rusia.
Kemenhan Rusia mengatakan bahwa awak pembom tempur Su-34 terus ditempatkan di lapangan udara domestik mereka guna mengemban tugas kesiapan tempur. Mereka melakukan misi patroli udara dan memberikan dukungan untuk aktivitas unit pasukan Rusia.
Su-34 adalah jet pembom garis depan yang mampu beroperasi di segala cuaca. Su-34 biasanya dikerahkan untuk melakukan serangan rudal dan bom terhadap sasaran darat. Kendati demikian, pesawat tersebut juga bisa melancarkan serangan terhadap sasaran musuh di udara. Menurut TASS, saat ini armada Su-34 dalam layanan aktif.