Selasa 26 Sep 2023 16:45 WIB

Mana Jenis Transportasi yang Memiliki Jejak Karbon Terkecil?

Transportasi menjadi penyumbang emisi karbon dioksida cukup besar di dunia.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Transportasi menjadi penyumbang emisi karbon dioksida cukup besar dari energi.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Transportasi menjadi penyumbang emisi karbon dioksida cukup besar dari energi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transportasi menyumbang sekitar seperempat emisi karbon dioksida (CO2) global dari energi. Di beberapa negara, umumnya negara kaya dengan populasi yang sering bepergian, transportasi dapat menjadi salah satu segmen terbesar dari jejak karbon seseorang.

Jika Anda perlu bepergian, baik secara lokal maupun ke luar negeri, transportasi mana yang paling rendah karbon? Menurut data dari Departemen Keamanan Energi dan Net Zero Inggris, berjalan kaki dan bersepeda untuk bepergian dalam jarak dekat menjadi cara paling rendah karbon.

Baca Juga

Jejak karbon dari bersepeda sejauh satu kilometer biasanya berkisar antara 16 hingga 50 gram CO2eq (ekuivalen karbon dioksida) per kilometer. Sementara itu, menggunakan sepeda sebagai pengganti mobil untuk perjalanan pendek akan mengurangi emisi perjalanan sekitar 75 persen.

Adapun jika tidak dapat berjalan kaki atau bersepeda, maka transportasi umum biasanya merupakan pilihan terbaik. Kereta api adalah transportasi umum yang sangat rendah karbon untuk bepergian. kereta api hampir selalu menjadi pilihan terbaik untuk jarak sedang hingga jauh.

Menggunakan kereta api daripada mobil untuk jarak menengah, dapat mengurangi emisi sekitar 80 persen. Menggunakan kereta api daripada penerbangan domestik dapat mengurangi emisi sekitar 86 persen.

Departemen tersebut juga mengungkapkan bahwa kendaraan listrik (EV) merupakan moda transportasi pribadi terbaik. Kendaraan ini menghasilkan emisi yang lebih sedikit daripada mobil bensin atau diesel, bahkan di negara-negara yang campuran listriknya cukup tinggi karbon. Tentu saja, mengisi daya dari jaringan listrik rendah karbon menawarkan manfaat terbesar.

“Ada kekhawatiran bahwa ketika kita memperhitungkan energi yang dibutuhkan untuk memproduksi baterai, mobil listrik bisa lebih buruk bagi iklim daripada mobil bensin. Hal ini tidak benar, meskipun mobil listrik memiliki emisi yang lebih tinggi selama masa produksinya, emisi tersebut akan segera 'terbayar' begitu Anda mulai mengendarainya,” demikian menurut laporan tersebut seperti dilansir Our World in Data, Selasa (26/9/2023).

Lantas jika jarak tempuhnya jauh, mobil konvensional atau pesawat yang meninggalkan jejak karbon lebih rendah? Untuk perjalanan kurang dari 1000 kilometer, pesawat terbang memiliki jejak karbon yang lebih tinggi daripada mobil berukuran sedang.

“Katakanlah Anda berkendara dari Edinburgh ke London, yang berjarak sekitar 500 kilometer. Anda akan mengeluarkan hampir 85 kilogram CO2eq. Jika naik pesawat, ini akan menjadi 123 kilogram CO2eq, meningkat hampir sepertiganya,” demikian kata laporan tersebut.

Namun demikian, untuk perjalanan yang lebih jauh, pesawat sebenarnya memiliki jejak karbon yang sedikit lebih rendah per kilometernya, dibandingkan dengan mengemudi sendiri untuk jarak yang sama. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement