REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI), Prof Hamdi Muluk mengatakan target Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk lolos ke Senayan tahun depan merupakan kemungkinan yang tidak mudah.
Namun, target itu dikatakannya bukan tidak mungkin terealisasi. "Kita lihat saja, tapi walaupun secara objektif tidak mudah karena survei-survei PSI itu kan dia paling kena di satu persen, atau satu koma dua," jelas Prof Hamdi Muluk kepada Republika.co.id, Rabu (27/9/2023).
Menurut dia, Kaesang perlu strategi yang jitu untuk mencapai target tersebut. Dia bahkan menduga kemungkinan adanya strategi tersembunyi yang akan dilakukan Kaesang agar partainya lolos ambang batas parlemen.
"Kita nggak tahulah apakah strategi kampanyenya (Kaesang) akan menarik anak-anak muda. Karena Gen Z kan banyak nih, apakah Kaesang punya strategi yang disembunyikan selama ini yang dia akan baru buka menjelang Pileg. Tapi secara objektif tidak mudah," katanya.
Dia mengatakan, untuk lolos ke Senayan, Kaesang bisa memanfaatkan suara-suara pengagum Jokowi untuk dialihkan ke PSI dan mendongkrak suara partai. Namun cara ini juga bergantung dari kemampuan calon-calon legislatif di daerah memikat masyarakat.
"(Ambang batas parlemen) suara 4 persen itu kan akumulasi dari caleg-caleg yang terpilih di setiap dapil itu. Pertanyaannya apakah nanti caleg PSI cukup kompetitif bersaing dengan calon dari partai lain yang sudah karatan di dapil? Misal Golkar, PDI Perjuangan yang sudah punya jejak panjang, punya konstituen, itu pertanyaannya," ujarnya.
Lebih lanjut dia menyebut masuknya Kaesang Pangarep ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tidak bisa hanya dilihat sosok Kaesang yang memulai karier politiknya saja. Masuknya Kaesang ke PSI juga bisa dibaca sebagai satu desain besar politik ayah Kaesang, Joko Widodo.
"Fenomena Kaesang dalam tanda kutip mengambil alih PSI, saya kira kita harus lihat dalam grand desainnya. Bukan masalah Kaesang saja. Saya kira ini keseluruhan strateginya Pak Jokowi," jelas Prof Hamdi.
Fenomena-fenomena politik terbaru terkait Jokowi dikatakannya menguatkan adanya satu desain besar strategi politik Jokowi. Seperti belum jelasnya arah dukungan Jokowi kepada capres tertentu hingga PSI yang kini mendukung Prabowo dinilai menguatkan dugaan grand design politik tersebut.
Baca juga: Temuan Peneliti Amerika Serikat dan NASA Ini Buktikan Kebenaran Alquran tentang Kaum Ad
Arah politik Jokowi yang ditunggu-tunggu dan mempunyai pengaruh besar hingga juga dinilainya mendukung dugaan ini. Bahkan saat ini populer istilah Jokowi efect karena arah politik Jokowi yang sangat berpengaruh.
"Tentu kita harus melihat PSI dalam satu mata rantai keseluruhan grand strateginya pak Jokowi. Jadi betul sekarang tentu sebagai Ketum Kaesang nggak akan maju menjadi Wali Kota Depok, ada strategi yang lebih besar untuk ke depan, sebagai bagian dari grand strateginya pak Jokowi, sepertinya begitu membacanya," ujar Hamdi.
Sebelumnya, Ketum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep menargetkan partainya lolos ke Senayan tahun depan dengan mencapai ambang batas parlemen 4 persen. Pernyataan tersebut diungkapkannya saat Kopdarnas Senin lalu.