Sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, melalui siaran persnya, menjelaskan, penyebab fenomena suhu panas terik di wilayah Indonesia belakangan ini dipicu sejumlah dinamika atmosfer.
Ia mengemukakan, di tengah cuaca cerah, pertumbuhan awan sangat minim terutama pada siang hari. Kondisi tersebut menyebabkan penyinaran matahari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan, sehingga suhu di luar ruangan terasa sangat terik.
"Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia terutama di selatan ekuator masih mengalami musim kemarau, dan sebagian lainnya akan mulai memasuki periode peralihan musim pada periode Oktober-November 2023. Sehingga, kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari," katanya.