REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno memproyeksikan, industri multifinance akan terus meningkat. Suwandi menyebut perusahaan-perusahaan multifinance berhasil mencapai pertumbuhan 13 persen secara tahunan pada Juni 2023.
Suwandi menyebut, pertumbuhan tersebut banyak didominasi dari pembiayaan investasi, modal kerja, di mana di modal kerja adalah pertumbuhannya lebih dari 32 persen, di investasi 17,57 persen, dan pembiayaan multiguna lebih dari 12,25 persen. "Ini adalah angka-angka indikator yang memang membuat perusahaan pembiayaan tumbuh dengan sangat baik dan juga mendapat kepercayaan dari perbankan,” kata Suwandi, Jumat (6/10/2023).
Terlebih, Suwandi melihat kriteria pembiayaan hijau tersebut adalah memiliki keberlanjutan atau sustainable. Dia menyebutkan, pembiayaan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat masuk kategori pembiayaan berkelanjutan atau sustainable financing.
“Jadi kita harus menyiapkan semuanya tantangan-tantangan ini dan yang paling penting adalah di tengah era-era teknologi informasi perubahan teknologi, transformasi digital dan lain-lainnya, kita semua harus mempersiapkan sumber daya manusia agar lebih handal di dalam menyikapi perkembangan zaman,” ungkap Suwandi.
Sementara itu, Dewan Pakar Institute for Social Economic Digital Indonesia (ISED) dan Associate Dean Unika Atmajaya Rosdiana Sijabat mengatakan, berdasarkan laporan dari OJK, kondisi industri multifinance pada 2023 mengalami peningkatan NPL. Hanya saja peningkatan tersebut masih pada tingkat risiko pembiayaan yang cukup terkendali.
Rosdiana juga mengatakan bahwa di tengah aktivitas ekonomi saat ini, ekspor yang dilakukan negara masih tinggi. Bahkan juga menunjukkan adanya ekspansi pada sektor manufaktur.
"Kinerja ini menjadi salah satu faktor kunci untuk mendorong pembangunan dan kinerja perekonomian Indonesia,” ucap Rosdiana.