Senin 09 Oct 2023 23:15 WIB

Dampak El Nino Tahun Ini Dinilai Lebih Terkendali

Dampak El Nino di Indonesia tahun ini lebih kecil dibandingkan pada 2015 dan 2019.

Fenomena El Nino berdampak apda perubahan pola curah hujan hingga suhu udara.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Fenomena El Nino berdampak apda perubahan pola curah hujan hingga suhu udara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan dampak fenomena El Nino yang terjadi di wilayah Indonesia pada tahun ini lebih terkendali. "Dampaknya lebih kecil dan terkendali dibandingkan El Nino pada 2015 dan 2019," ujar Dwikorita Karnawati seusai konferensi pers Rapat Koordinasi Lintas Kementerian/Lembaga di Jakarta, Senin (9/10/2023).

Ia mengatakan, fenomena El Nino berdampak pada perubahan pola curah hujan, suhu udara yang meningkat, dan kecenderungan peningkatan titik panas di wilayah yang rawan kebakaran hutan dan lahan.

Baca Juga

"Terkait karhutla, kita sudah siap dengan membasahi lahan gambut sejak Februari sampai hari ini pemerintah melakukan TMC (teknologi modifikasi cuaca) yang fokus ke lahan yang diprediksi akan terbakar, meskipun masih ada yang terbakar karena pengaruh tangan manusia," katanya.

Ia mengatakan, membasahi lahan gambut perlu dilakukan agar muka air tanah tidak kekurangan yang akhirnya dapat memicu karhutla. Dwikorita juga mengatakan, pelaksanaan TMC tidak hanya untuk membasahi lahan gambut, tapi juga untuk membuat kualitas udara di sekitar titik panas (hot spot) tidak semakin memburuk.

"Kami melihat kualitas udara yang memburuk ini berkorelasi dengan titik api, tapi yang paling penting bagaimana mencegah itu agar kualitas udara juga dipulihkan. Jadi TMC sasarannya tidak hanya mengantisipasi karhutla tapi juga memulihkan kualitas udara," kata Dwikorita.

Ia memprediksi El Nino akan berlangsung hingga awal tahun 2024. Namun, dampaknya akan berkurang saat mulai memasuki periode musim hujan.

"Saat musim hujan, pengaruh El Nino tidak sedahsyat saat ini. Diharapkan sesuai prediksi kemarau panjang ini berakhir di Oktober dan mulai transisi di November," paparnya.

Dalam kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD memastikan tidak ada kiriman asap ke negara tetangga akibat karhutla.

"Tidak ada kiriman asap seperti yang disampaikan oleh beberapa pihak atau seperti yang terjadi setiap tahun di masa lalu. Sekarang tidak ada lagi," kata Menko Mahfud MD.

Ia mengatakan, siaga karhutla terus dilaksanakan oleh pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten terutama pada daerah-daerah yang sebaran titik panasnya luas dengan melakukan patroli terpadu, baik Polri, dinas terkait, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan pihak swasta dengan terus memantau titik panas.

"Operasi darat akan diutamakan dan di maksimalkan, karena operasi udara pesawat kita terbatas," katanya.

Ia menambahkan, operasi TMC juga terus dilakukan di bawah koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta melakukan upaya water bombing dan lain sebagainya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement