Rabu 11 Oct 2023 14:42 WIB

Kisah Selamat dari Serangan Jantung, Orang-Orang ini Ungkap Perasaan Mereka  

Respons orang saat terkena serangan jantung bisa berbeda.

Rep: Santi Sopia/ Red: Friska Yolandha
Serangan jantung.
Foto: www.freepik.com
Serangan jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap tahun, lebih dari 350 ribu orang mengalami serangan jantung di luar rumah sakit, dan hanya sedikit yang bisa selamat. Meskipun banyak orang yang telah diresusitasi tidak memiliki ingatan akan pengalaman tersebut, sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa ada yang mampu mengingat pengalaman mereka.

Apa yang dimaksud dengan pengalaman mendekati kematian tidak pernah benar-benar didefinisikan. Para peneliti telah mencoba mengeksplorasi sesuatu yang terjadi ketika jantung pasien berhenti untuk melihat pola kesadaran.

Baca Juga

“Ada asumsi bahwa karena orang tidak merespons kita secara fisik, dengan kata lain, ketika mereka koma, maka mereka tidak sadar, dan itu pada dasarnya cacat,” kata Dr Sam Parnia, ahli penyakit paru dan spesialis perawatan di NYU Langone Health, sekaligus penulis utama penelitian terbaru, seperti dilansir dari NBC, Selasa (10/10/2023).

NBC News mewawancarai peserta penelitian NYU Langone dan lainnya dari komunitas online Cardiac Arrest Survivor Alliance, sebuah program dari Yayasan Serangan Jantung Mendadak, dan Yayasan Penelitian Pengalaman Mendekati Kematian.

Berikut beberapa kisah yang diungkapkan.

1. Merasa tenang dan damai

Greg Kowaleski, ayah tiga anak yang tinggal di Ann Arbor, Michigan, berusia 47 tahun, sedang bermain hoki es ketika dia mengalami serangan jantung sampai pingsan di arena. Beruntung, saat itu ada Dr Jeff Zampi, ahli jantung anak sekaligus temannya di sana. 

Kowaleski mengatakan bahwa dia sedikit kesulitan memahami arti sebenarnya dari pengalaman serangan jantung yang ia alami. Ia merasa sangat damai ketika dia dibawa kemanapun. 

“Saya tidak tahu apakah saya pernah mengalami sesuatu yang begitu tenang, hening, dan damai,” ujar dia.

 2. Merasa tak punya gender

Em James Arnold, dari New York City, mengalami serangan jantung pada 2016. Hal yang Arnold ingat adalah ia berjalan kaki terlebih dahulu melintasi hamparan air, mengambang di permukaan yang tampak seperti batu. Di atasnya ada langit tak berujung, dan Arnold merasa benar-benar aman, bebas dari rasa takut, dan merasa bukan laki-laki ataupun perempuan.

Arnold, kini berusia 53 tahun, menderita disforia gender sejak sekitar usia 3 atau 4 tahun. “Bagi saya, itu seperti teka-teki seumur hidup,” kata Arnold.

3. Seperti membuka mata di kegelapan

Zach Lonergan, seorang ilmuwan berusia 32 tahun yang tinggal di Pasadena, California, pingsan ketika mengambil medali dari perlombaan marathon. Dia dibantu petugas darurat yang melakukan CPR dan menyetrum jantung sebanyak dua kali.

“Rasanya aneh, tapi di saat yang sama, itu adalah saat paling damai sepanjang hidup saya. Dalam kegelapan ini, saya merasa sangat hangat dan sangat damai,” kata Lonergan yang mengaku segera reuni denga teman-teman lamanya pascasembuh.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement