Senin 16 Oct 2023 13:56 WIB

Isak Tangis Jurnalis Gaza Saat Laporkan Kekacauan atas Pemboman Israel

Gaza kali ini bukan hanya sekadar peningkatan eskalasi namun pembantaian massal.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Jurnalis Gaza, Noor Harazeen menggambarkan serangan Israel ini seperti pembantaian massal.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang jurnalis Gaza, Noor Harazeen melaporkan situasi dan ketegangan dari depan Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Gaza secara langsung kepada China Global Television Network (CGTN). Dengan menahan tangis, Harazeen melaporkan serangan Israel yang menghantam rumah warga sipil Gaza, dan sejumlah jenazah maupun korban luka yang dilarikan ke rumah sakit tersebut.

Sirine ambulans terus meraung ketika Harazeen melaporkan. Dengan suara yang terbata-bata dan air mata yang menetes, Harazeen melaporkan situasi terkini setelah perintah Israel untuk evakuasi warga sipil berakhir. Israel memerintahkan warga sipil di Gaza untuk melarikan diri ke selatan menyusul persiapan serbuan darat Israel.  Namun menurut laporan Harazeen, Israel juga terus membombardir Gaza selatan.

Baca Juga

"Jika kita lihat sekarang banyak ambulans berdatangan membawa perempuan dan anak-anak yang terluka maupun meninggal dunia. Situasi sangat kacau di sini dan sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Tidak ada jalan keluar," ujar Harazeen dengan suara yang bergetar.

Harazeen mengatakan, serangan Israel ini seperti pembantaian massal. Data dari Kementerian Kesehatan Gaza, terdapat sekitar 2.215 orang meninggal dunia akibat serangan Israel. Jumlah kematian diperkirakan terus bertambah seiring dengan gempuran bom Israel yang membabi buta.

Saat Harazeen sedang melaporkan kekacauan di rumah sakit dan situasi di Gaza, sebuah ambulans datang membawa jenazah seorang anak.  "Di tempat saya berdiri sekarang, datang lagi ambulans yang membawa anak-anak, banyak anak-anak di Gaza dibunuh. Lihat, seorang anak meninggal dunia," ujar Harazeen.

Pembawa berita di studio CGTV tercengang melihat seorang pria yang menangis sambil membawa jasad seorang anak kecil yang penuh debu. Harazeen mengatakan, Israel terus membombardir Gaza selatan yang semestinya menjadi tempat aman bagi warga sipil. Namun tampaknya militer Israel tidak peduli. Mereka membombardir Gaza tanpa pandang bulu.

Harazeen mengatakan, dia telah bertugas melaporkan peningkatan eskalasi di Gaza selama bertahun-tahun. Namun dia belum pernah melihat situasi yang sangat kacau seperti sekarang. Menurutnya, kali ini bukan hanya sekadar peningkatan eskalasi namun pembantaian massal.

"Saya telah bertugas melaporkan peningkatan eskalasi di Gaza selama bertahun-tahun tapi belum pernah melihat situasi yang sangat kacau seperti ini, ini seperti pembantaian massal," ujar Harazeen.

Harazeen mengatakan, rumah sakit kewalahan karena kekurangan obat-obatan dan tidak ada pasokan listrik. Sementara warga sipil tidak berdosa yang menjadi korban kebiadaban Israel, terus berdatangan memenuhi rumah sakit.

Belasan jurnalis berguguran...

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement