Rabu 18 Oct 2023 20:29 WIB

Hari Paling Genting dalam Kehidupan Nabi Muhammad SAW dan Doa yang Beliau Baca 

Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang agung dan mulia

Rep: Rossi Handayani / Red: Nashih Nashrullah
Nabi Muhammad (ilustrasi). Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang agung dan mulia
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Dalam peristiwa Perang Uhud, keadaan kaum Muslimin sempat terdesak oleh kaum musyrikin. 

Kaum Muslimin terkepung dari arah depan dan belakang, bahkan tidak ada pasukan pemanah yang melindungi. Saat itu lah menjadi hari paling genting yang dihadapi Nabi Muhammad ﷺ. 

Baca Juga

Seperti dikutip dari Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah ﷺ disarikan dari kitab ar-Rahiq al-Makhtum, saat itu Rasulullah ﷺ dikelilingi sekelompok kecil pasukan kaum Muslimin yang berjumlah sembilan orang sahabat di barisan belakang pasukan kaum Muslimin. 

Melihat pasukannya terdesak, Rasulullah ﷺ segera berteriak kepada Mereka, “Wahai hamba-hamba Allah.”  

Rasulullah ﷺ tahu bahwa suaranya akan lebih dahulu didengar orang kafir sebelum pasukan kaum Muslimin.  

Maka serta merta pasukan kaum kafir yang mendengar suara Rasulullah ﷺ, segera mencarinya untuk membunuhnya. Sebab dengan membunuh Rasulullah ﷺ, peperangan ini dapat mereka menangkan.  

Saat itulah muncul isu di tengah pasukan kaum Muslimin, bahwa Rasulullah ﷺ telah terbunuh. 

Sebagian kaum Muslimin langsung jatuh mentalnya, di antara mereka ada yang melempar senjatanya dan menyerah, bahkan ada yang berpikir untuk minta perlindungan kepada Abdullah bin Ubay.  

photo
Empat Makna Penting dalam Ayat Laqod Jaakum terkait Nabi Muhammad - (Republika)
photo
Empat Makna Penting dalam Ayat Laqod Jaakum terkait Nabi Muhammad - (Republika)

Namun ada sejumlah sahabat yang segera meluruskan keadaan, di antaranya Anas bin Nadhir. Ketika beliau menemukan mereka yang sudah patah semangat, beliau berkata: 

Baca juga: Daftar Produk-Produk Israel yang Diserukan untuk Diboikot, Cek Listnya Berikut Ini

“Apa yang kalian tunggu?”, “Rasulullah ﷺ telah terbunuh”, jawab mereka. “Kalau begitu untuk apa lagi kalian hidup setelah kematiannya, matilah kalian sebagaimana matinya Rasulullah ﷺ!”. Jawab Anas. 

Demikianlah para sahabat kembali memompa semangat juang kaum Muslimin, sehingga mereka kembali sadarkan diri, semangat dan keberanian mereka bangkit lagi. 

Lalu mereka ambil lagi senjata senjata mereka untuk membendung laju pasukan kafir yang saat itu sedang menuju markas Rasulullah ﷺ.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement