REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL - Dalam waktu dua tahun program Bantul Bersih Sampah 2025 (Bantul Bersama), terdapat peningkatan jumlah bank sampah di Kabupaten Bantul, yang pada 2022 sejumlah 227 unit menjadi 354 unit pada tahun ini.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bantul, Ari Budi Nugroho, dalam Refleksi Bantul Bersama di Ruang Jodipati SMA N 1 Bantul. Acara ini merupakan upaya evaluasi untuk menentukan langkah terbaik guna peningkatan pencapaian tujuan dan sasaran Bantul Bersama 2025.
Selain peningkatan jumlah bank sampah, jumlah TPS3R juga meningkat. Pada tahun lalu jumlah TPS3R mencapai 19 unit yang mampu mengelola sampah sebesar 29,94 ton per hari, meningkat menjadi 29 unit yang mampu mengelola sampah sebesar 75,52 ton per hari pada 2023 ini.
“Kebijakan desentralisasi pengelolaan sampah yang akan diterapkan pada 2024 merupakan tantangan baru bagi kita semua. Tidak lagi hanya meminimalkan jumlah sampah yang dikirim ke TPA Piyungan, tetapi Bantul harus bisa mandiri pengelolaan sampah,” ujar Ari.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai Kabupaten Mandiri Pengelolaan Sampah antara lain dengan melakukan pengurangan serta pemilahan sampah di tingkat rumah tangga dan semua produsen sampah, optimalisasi kinerja bank sampah atau shodaqoh sampah di tingkat padukuhan.
Juga optimalisasi kinerja pengolahan sampah di TPS3R kalurahan, dan pembangunan sarana prasarana pengolahan sampah residu di tingkat kabupaten. Perkembangan teknologi yang semakin pesat juga menjadi salah satu penyebab utama adanya permasalahan sampah di Bantul.
Hal itu bisa dilihat dari perkembangan kemasan makanan ataupun produk lain yang menumpuk akibat gaya hidup berbelanja online. "Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan masyarakat itulah yang membuat TPST Piyungan semakin menumpuk," katanya.
Dalam kesempatan sama, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyampaikan agar generasi muda juga harus diajarkan untuk memilah sampah, salah satunya di lingkungan sekolah. Budaya ini harus terus dikembangkan agar lebih memahami cara menjaga lingkungan hidup.
“Masyarakat Bantul harus memiliki budaya untuk memilah sampah dan daur ulang dengan baik. Harapannya pada 2025 nanti Bantul akan menjadi kabupaten yang bersih, asri, dan kualitas lingkungan hidup kembali meningkat,” kata Halim.