DIPLOMASI REPUBLIKA, YERUSALEM – Jika Israel akhirnya mewujudkan serangan darat ke Gaza, apa yang menanti mereka? Terowongan buatan Hamas. Jaringan terowongan ini panjangnya mencapai ratusan kilometer dan kedalamannya hingga 80 meter.
Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengungkapkan, pasukan Israel akan menghadapi tantangan tak terduga saat bertempur dengan Hamas, sambil berupaya menjaga keselamatan sandera. Menhan AS Lloyd Austin juga menyampaikan pandangan yang sama.
Menurut dia, pertempuran selama sembilan bulan merebut kembali Kota Mosul, Irak, dari ISIS relatif lebih mudah dibandingkan apa yang akan dihadapi Israel ketika menyerang Hamas di Gaza melalui serangan darat. Bakal ada bahan peledak, ranjau, dan jebakan lainnya.
Salah satu sandera yang dibebaskan Hamas menyebut terowongan ini sebagai ‘jaring laba-laba’, sedangkan salah satu pakar menamainya "Viet Cong times 10". Hamas memiliki beragam terowongan yang dioperasikan di bawah pesisir dan perbatasan seluas 360 km persegi.
‘’Terowongan ini digunakan mereka untuk melakukan serangan, penyelundupan, tempat penyimpanan, persembunyian,’’ demikian diungkapkan sejumlah sumber Barat dan Timur Tengah yang mengetahui mengenai terowongan Hamas ini, Kamis (26/10/2023).
Israel memang memiliki perangkat dengan sensor canggih untuk mendeteksi terowongan ini, termasuk ‘iron wall’, tetapi Hamas diyakini membuat terowongan yang bisa menembus area lain yang tak mudah dideteksi dengan perang milik Israel.
Pascapertempuran pasukan pada 2021, pemimpin Hamas di Gaza, Yehya Al-Sinwar, mengungkapkan, "Mereka menyatakan telah menghancurkan 100 km terowongan Hamas. Saya katakana pada Anda, terowongan yang kami punyai panjangnya lebih dari 500 km.’’
Ia menegaskan, kalaupun narasi mereka benar maka yang berhasil dihancurkan 20 persen saja. Memang belum ada data yang menguatkan pernyataan Sinwar, tetapi para analis keamanan menerima apa yang dikatakan Sinwar.
Dengan kendali penuh Israel atas akses udara dan laut serta 59 km dari wilayah perbatasan darat sepanjang 72 km, terowongan merupakan salah satu jalan bagi Hamas untuk membawa senjata, peralatan, dan orang.
Salah satu sandera Hamas yang dibebaskan, Yocheved Lifshitz (85) mengungkapkan, ’’Ini terihat seperti jaring laba-laba, banyak, banyak terowongan. Kami berjalan sepanjang beberapa kilometer di bawah tanah.’’
Seorang juru bicara militer Israel pada Kamis menyatakan, dirinya tak perlu mengelaborasi berapa panjang terowongan Hamas, tetapi ia meyakini jumlahnya banyak. Terowongan dibangun di bawah sekolah dan wilayah hunian.
Sumber-sumber keamanan Israel mengungkapkan, pengeboman dari udara yang intens hanya menimbulkan kerusakan kecil pada terowongan. Sebaliknya, Hamas mampu melakukan serangan lewat laut menargetkan sasaran wilayah pantai dekat Gaza pada pekan ini.
‘’Meski kami melakukan serangan masif dari hari ke hari, tetapi kepemimpinan Hamas masih utuh serta mampu mengendalikan situasi. Bahkan, mereka mampu menyerang balik,’’ kata Amir Avivi mantan brigjen yang pernah diberi tugas menangani terowongan Hamas.
Ia menuturkan, ada kota di bawah tanah di seluruh Gaza dengan kedalaman 40 hingga 50 meter. Sumber lain, menyebut 80 meter. Terdapat bungker, pusat kegiatan, tempat penyimpanan, dan tentu saja, jelas dia, terhubung dengan ribuan posisi peluncuran roket.
Sumber lain menyebutkan, terowongan-terowongan dari Hamas yang berasal dari Mesir masih aktif. ‘’Rantai pasokan masih utuh. Jaringan ini termasuk memfasilitasi koordinasi dengan pejabat militer Mesir. Belum jelas apakah militer Mesir mengetahui hal ini,’’ katanya.
Dalam jumlah kecil, terowongan antara Mesir dan Gaza yang lebih sempit, dalam masih beroperasi sampai saat ini. Seorang pedagang Mesir di Kota El Arish, Mesir, menuturkan, aktivitas melalui terowongan itu melambat bahkan hampir terhenti sejak pertempuran Israel-Hamas.
Salah satu operator terowongan, Abu Qusay, mengungkapkan terowongan dengan jaran setengah mil atau hampir satu kilometer butuh tiga hingga enam bulan untuk menggalinya. Terowongan ini bisa menghasilkan keuntungan 100 ribu dolar AS per hari.
Barang-barang paling menguntungkan yang dibawa melalui terowongan, di antaranya peluru, dibeli 1 dolar AS per butir di Mesir dan berharga sampai 6 dolar AS. Sedangkan senapan Kalashnikov di Mesir dibeli dengan harga 800 dolar AS, di Gaza menjadi dua kali lipat.
Pada 2007, sayap militer Hamas diyakini membawa komandan mereka, Muhammad Deif, melalui terowongan dari Mesir menuju Gaza.
Pakar geologi dan geomorfologis, Profesor Joel Roskin, menyatakan sulit memetakan jaringan terowongan secara akurat dari permukaan atau udara. Menurut dia, perlu informasi dengan akurasi tinggi agar bisa memetakannya secara tiga dimensi dan membuat citra visualisasi.
Di antara unit elite yang bertugas mengatasi masalah terowongan ini adalah komando khusus Yahalom. Mereka berasal dari Combat Engineering Corps yang dijuliki "weasels" yang dibekali kemampuan menemukan, membersihkan, dan menghancurkan terowongan.
Awal pekan ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi personel Yahalom dan berpesan kepada mereka, "Saya mengandalkan kalian. Rakyat Israel mengandalkan kalian.’’ (fer/reuters)