Usai beredarnya video tersebut, menurut laporan AlJazirah, keluarga dari mereka yang disandera bereaksi cukup positif terhadap dirilisnya video tersebut. Mereka menilai, video tersebut memberikan bukti adanya kehidupan atas anggota keluarga yang disandera.
Netanyahu mencela video tersebut sebagai propaganda psikologis yang kejam. Para perempuan yang muncul dalam video tersebut dinilai melakukannya di bawah tekanan.
“Diculik oleh Hamas, yang melakukan kejahatan perang, saya menyambut Anda. Hati kami bersamamu dan tawanan lainnya. Kami melakukan segalanya untuk membawa pulang semua tawanan dan orang hilang,” kata perdana menteri Israel itu.
Video pendek tersebut adalah pesan penyanderaan kedua yang dikeluarkan oleh Hamas. Sebelum video itu, sebelumnya sebuah klip menampilkan Mia Schem, seorang wanita Perancis-Israel berusia 21 tahun yang dirilis pada 17 Oktober. Menurut pihak berwenang Israel, setidaknya 239 sandera, baik warga Israel maupun asing.
Kehadiran para sandera di Gaza telah mempersulit operasi darat di daerah kantong tersebut yang dimulai oleh pasukan Israel pekan lalu. Sebanyak empat sandera telah dibebaskan sejauh ini, tetapi upaya untuk mendapatkan pembebasan tambahan melalui upaya jalur belakang yang dikoordinasikan oleh Qatar tampaknya terhenti setelah dimulainya operasi darat.