REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama Tafsir Indonesia, Prof Dr M Quraish Shihab menyampaikan penjelasan soal kriteria pemimpin ideal. Dia mengatakan, ada dua syarat utama untuk menjadi seorang pemimpin, sebagaimana yang dijelaskan Nabi Muhammad SAW.
"Ada dua syarat utama seorang pemimpin itu digarisbawahi oleh Nabi. Yang pertama harus disenangi," tuturnya di Jakarta, Selasa (31/10/2023).
Prof Quraish kemudian mengutip sebuah hadits Nabi Muhammad SAW bahwa siapa yang menjadi imam dalam sholat atau di luar sholat, sedangkan yang dipimpinnya tidak senang padanya, maka sholatnya tidak melampaui keinginannya.
Diriwayatkan dari Abu Umamah RA, Rasulullah SAW bersabda:
ثَلَاثَةٌ لَا تُجَاوِزُ صَلَاتُهُمْ آذَانَهُمْ الْعَبْدُ الْآبِقُ حَتَّى يَرْجِعَ وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ وَإِمَامُ قَوْمٍ وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ
"Tiga orang yang shalatnya tidak akan melampaui telinga mereka; seorang budak yang kabur hingga ia kembali, seorang istri yang bermalam sementara suaminya dalam keadaan marah, dan seorang imam bagi suatu kaum sedangkan mereka tidak senang padanya." (HR. Tirmidzi)
Karena itu, Prof Quraish menyampaikan, syarat pertama seorang pemimpin itu ialah harus disenangi.
Syarat kedua adalah memiliki kemampuan sesuai bidang yang digelutinya. "Jangan jadikan pemimpin mengurus ekonomi yang (padahal dia itu) ahli matematika. Jadi, memiliki kemampuan dalam bidangnya. Itu dua syarat utamanya," ujarnya.
Dalam Alquran pun, Prof Quraish menjelaskan, dijelaskan bahwa ada uji kelayakan terlebih dulu sebelum diangkat menjadi pemimpin. "Nabi Ibrahim itu diuji kelayakannya sebelum dia jadi pemimpin," paparnya.