REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) telah merilis kawasan hutan dan lahan lereng Gunung Merbabu yang terdampak kebakaran, sejak Jumat (27/10/2023) hingga Ahad (29/10/2023) kemarin. Kawasan hutan dan lahan BTNGMb yang terdampak kebakaran mencapai luas 848,5 hektare.
Antara lain meliputi hutan dan lahan yang berada di tiga wilayah kabupaten. Masing-masing Kabupaten Semarang, Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Boyolali. “Dari jumlah itu, hutan BTNGMb di wilayah Kabupaten Semarang yang paling luas dampaknya,” ujar Plt Kepala BTNGMb, Nurpana Sulaksono, Selasa (31/10/2023).
Nurpana menuturkan, lebih rinci sampai dengan penghitungan pada Senin (30/10/2023) kemarin, luasan hutan dan lahan BTNGMb yang terbakar di wilayah Kabupaten Semarang, total mencapai 489,8 hektare. Sementara kawasan hutan dan lahan BTNGMb di wilayah Kabupaten Boyolali yang terbakar total mencapai 191,7 hektare, dan di wilayah Kabupaten Magelang luas total mencapai 167 hektare.
“Total luasan ini merupakan perkiraan indikatif (sementara) yang dihitung berdasarkan berdasarkan lokasi hotspot serta laporan langsung personel yang melaksanakan monitoring di lapangan,” tegasnya.
Nurpana juga menyampaikan, hujan yang mengguyur kawasan Gunung Merbabu pada Ahad dan Senin kemarin cukup membantu memadamkan sisa bara yang ada di sejumlah titik kawasan yang sebelumnya terbakar.
Pada Selasa, lanjutnya, Posko Induk Kebakaran Hutan TNGMb di Posko Batur Reaksi Cepat (BRC) resmi ditutup. Kendati begitu BTNGMb masih tetap mengaktifkan posko internal untuk memantau kondisi dan perkembangan di Gunung Merbabu pascakebakaran.
Selain tetap mengaktifkan posko internal, BTNGMb juga masih akan melaksanakan patroli rutin bersama dengan komunitas relawan serta unsur masyarakat peduli api (MPA) yang ada di lereng Gunung Merbabu.
“Patroli untuk mengantisipasi karhutla ini masih akan kami intensifkan dan tetap berlanjut sampai dengan kawasan Gunung merbabu benar-benar sudah masuk musim penghujan,” tegas Nurpana.