REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Gereja Katolik Spanyol meminta maaf kepada para korban pelecehan seksual para pastor, namun mempertanyakan keakuratan survei baru yang mengatakan pelecehan semacam itu jauh lebih meluas di seluruh negeri dibandingkan dengan hasil investigasi sebelumnya.
Survei yang dirilis di laporan ombudsman hak asasi manusia Spanyol pada pada Jumat (27/10/2023) menemukan 0,6 persen dari sampel lebih dari 8.000 responden mengatakan mereka dilecehkan pastor gereja dan 1,1 persen sampel mengatakan mereka dilecehkan orang-orang seperti seperti guru di sekolah-sekolah Katolik.
"Rasa sakitnya atas kerusakan yang disebabkan beberapa anggota Gereja dengan pelecehan seksual dan mengulangi permintaan mereka kepada para korban untuk pengampunan," kata Konferensi Waligereja Spanyol, Selasa (31/10/2023).
Selama beberapa dekade terakhir Gereja Katolik menghadapi skandal pelecehan seksual di beberapa negara termasuk Amerika Serikat, Irlandia dan Prancis. Namun, masalah ini baru muncul ke permukaan untuk debat publik di Spanyol, di mana hampir 60 persen orang mendeskripsikan diri mereka sebagai Katolik, setelah investigasi media terkenal tahun 2021.
Konferensi, yang dikritik ombudsman karena tidak bekerja sama secara penuh dengan penyelidikan, mengatakan tidak tahu bagaimana survei dilakukan atau pertanyaan apa yang diajukan. "Artinya, ada ketidakjelasan, ketidakjelasan untuk mencapai kesimpulan yang tidak logis, kami tidak melihatnya sebagai sesuatu yang logis," kata Ketua Konferensi, Kardinal Juan Jose Omella.
Hasil survei menunjukkan lebih dari satu dari 200 orang Spanyol mungkin telah dilecehkan. Ombudsman mengatakan meskipun ekstrapolasi semacam itu mungkin tidak akurat, persentase tersebut memberikan gambaran "tentang apa yang dapat terjadi dalam hal pelecehan secara keseluruhan".
Investigasi internal Gereja yang diterbitkan bulan Juni mengidentifikasi 728 dugaan pelaku pelecehan seksual di antara para klerus Spanyol dan 927 korban sejak tahun 1940-an. Laporan menyusul investigasi surat kabar El Pais tahun 2021 yang mengidentifikasi lebih dari 1.200 dugaan kasus.
Laporan ombudsman juga menyerukan pembentukan dana negara untuk memberikan kompensasi kepada para korban. Francisco Garcia, sekretaris jenderal Konferensi, mengatakan Gereja akan bersedia berkontribusi untuk dana semacam itu, tetapi harus melibatkan lembaga pendidikan umum, asosiasi olahraga, dan entitas lain karena pelecehan tidak terbatas pada Gereja.