REPUBLIKA.CO.ID, YAHUKIMO — Pasukan gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri menghancurkan dua tempat yang dijadikan markas kelompok teror separatisme di Keli Ei, dan di Kali Brasa di Distrik Seredala, di Kabupen Yahukimo, Papua Pegunungan.
Dua sarang kelompok bersenjata Papua Merdeka di wilayah tersebut, saat ini dalam penguasaan pasukan gabungan untuk pengamanan. Sejumlah barang bukti kegiatan separatisme ditemukan dalam operasi TNI-Polri yang digelar pada Sabtu (4/11/2023) kemarin.
Kepala Satgas Operasi Damai Cartenz 2023 Komisaris Besar (Kombes), Faizal Ramadhani, mengatakan dua lokasi markas tersebut selama ini dijadikan tempat persembunyian gembong separatisme yang dipimpin Elkius Kobak. Namun dalam operasi pasukan gabungan TNI-Polri tak berhasil menemukan pemimpin gembong bersenjata tersebut.
“Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Elkius Kobak menjadikan Kali Ei, dan Kali Brasa di Yahukimo sebagai markas. Dan saat ini, kedua markas tersebut telah kami duduki, dan kami hancurkan,” begitu kata Kombes Faizal dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Senin (6/11/2023). Adapun sejumlah barang bukti yang ditemukan dalam operasi penghancuran tersebut, berupa bersenjataan tradisional, dan beberapa senjata api ringan, serta alat komunikasi, dan beberapa galon bahan bakar solar, juga pakaian-pakaian loreng.
“Selain itu, tim juga menemukan barang bukti berupa botol ampul, serta obat-obatan yang diduga berasal dari hasil perampasan yang dilakukan KKB di Puskesmas Yahukimo yang beberapa lalu diserang oleh KKB,” begitu kata Kombes Faizal.
Kombes Faizal juga mengatakan, beberapa barang bukti kegiatan separatisme yang ditemukan di dua markas tersebut, juga turut dimusnahkan.
Kali Ei, dan Kali Brasa sepanjang Oktober 2023 lalu menjadi wilayah target aksi-aksi penyerangan yang diduga dilakukan oleh kelompok separatisme. Di dua wilayah tersebut merupakan kawasan pertambangan tradisional emas, dan tembaga lainnya. Kelompok separatisme, pada Senin (16/10/2023) menyerang wilayah tersebut yang berujung pada hilangnya belasan warga penambang. Korban semuanya adalah warga pendatang. Pada Kamis (19/10/2023), Operasi Damai Cartenz melakukan evakuasi terhadap para penambang di wilayah tersebut.
Dalam operasi evakuasi tersebut, pasukan gabungan TNI-Polri menemukan tujuh korban yang sudah dalam kondisi tak bernyawa dan mengenaskan. Tetapi tim gabungan juga berhasil menyelamatkan 20-an penambang yang selamat dari kejaran kelompok separatisme. Dalam operasi evakuasi kedua pada Ahad (29/10/2023), Pasukan Damai Cartenz kembali menemukan enam jenazah korban lainnya. Pada Selasa (31/10/2023) aksi separatisme di wilayah Yahukimo, pun kembali terjadi.
Baca juga: 10 Peluang Pintu Langit Terbuka Lebar, Doa yang Dipanjatkan Insya Allah Dikabulkan
http://republika.co.id/berita//s3kkww320/10-peluang-pintu-langit-terbuka-lebar-doa-yang-dipanjatkan-insya-allah-dikabulkan-%c2%a0
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo mengabarkan, kelompok separatisme menyerang Puskesmas Amuma, di Distrik Amuma. Penyerangan tersebut terjadi ketika masyarakat di Amuma, mengalami bencana kelaparan. Lima tenaga kesehatan menjadi korban dalam serangan tersebut.
Namun tak ada korban jiwa atas serangan itu. “Para korban mendengarkan suara tembakan, dan teriakan yang dilakukan oleh KKB yang membawa senjata tajam, dan senjata api. Mereka merusak bangunan puskesmas, dan melakukan perampasan,” begitu kata Kombes Benny.