REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah anak-anak Palestina yang terbunuh dalam pengeboman Israel di Gaza lebih tinggi dari rata-rata kematian anak-anak dalam perang secara global setiap tahun. Sejak Israel membombardir Gaza pada 7 Oktober 2023, tercatat lebih dari 4.100 anak-anak telah meninggal dunia.
Country Director Save the Children Palestina, Jason Lee mengungkapkan statistik mengerikan terkait jumlah anak-anak Palestina yang gugur dalam perang di Gaza. Dia mengatakan, di Gaza satu anak terbunuh setiap 15 menit.
"Bahkan pekan ini satu anak terbunuh setiap 10 menit, saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada pekan depan jika kita tidak mengambil langkah (untuk menghentikan perang)," ujar Lee, dilansir Aljazirah.
Sebagai perbandingan, jumlah anak-anak yang terbunuh dalam perang secara global pada 2020 mencapai 2.674. Sementara pada 2021 mencapai 2.515 anak meninggal karena perang. Kemudian pada 2022 sebanyak 2.985 anak-anak terbunuh akibat perang.
Perang Palestina-Israel terbaru dimulai pada 7 Oktober 2023 ketika Hamas memulai Operasi Badai Al-Aqsa terhadap Israel. Hamas melancarkan serangan mengejutkan dengan menembakkan ribuan roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara. Hamas mengatakan, serangan ini merupakan tanggapan keras atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur oleh pemukim Yahudi, dan meningkatnya kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina. Israel dibuat kewalahan dengan operasi mendadak Hamas yang menggunakan taktik jenius.
Menanggapi tindakan Hamas, militer Israel melancarkan Operasi Pedang Besi di Jalur Gaza. Serangan udara Israel menghancurkan rumah warga sipil Gaza, gedung perkantoran, dan fasilitas publik seperti sekolah, rumah sakit, serta tempat ibadah. Ribuan warga sipil Gaza, termasuk anak-anak meninggal dunia.
Respons Israel meluas hingga memotong pasokan air, listrik, bahan bakar, dan makanan ke Gaza, yang semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang terkepung itu sejak 2007. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan di Gaza, pengeboman Israel telah menyebabkan lebih dari 10.000 warga Palestina meninggal dunia, termasuk lebih dari 4000 anak-anak