REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kopi, teh, soda, minuman energi, biasanya mengandung kafein yang bisa sangat sulit untuk berhenti mengonsumsinya. Jika bagian terbaik dari bangun tidur adalah dengan secangkir kafein, mungkin ini saatnya untuk menguranginya.
Melansir Cleveland Clinic, Kamis (16/11/2023), kafein dianggap sebagai stimulan. Zat pahit berwarna putih, yang ditemukan secara alami di lebih dari 60 tanaman, masuk ke aliran darah dari perut dan usus kecil.
Begitu berada di aliran darah, kafein menstimulasi sistem saraf pusat (saraf, otak, dan sumsum tulang belakang) untuk membuat seseorang merasa lebih terjaga dan waspada.
Jika Anda bertanya-tanya bagaimana cara berhenti mengonsumsi kafein (atau pernah mencobanya sebelumnya), maka Anda pasti mengalami sakit kepala. Itu karena tubuh terbiasa mengonsumsi kafein setiap hari.
Kuncinya adalah mengurangi secara perlahan jumlah kafein dalam konsumsi. Jangan membuat kesalahan dengan berhenti tiba-tiba. Karena jika tiba-tiba, mungkin Anda akan mengalami gejala penarikan diri seperti sakit kepala, mual, kelelahan, nyeri otot, mudah tersinggung, dan kesulitan berkonsentrasi.
Dan Anda mungkin tergoda untuk kembali minum kopi atau soda, atau mungkin berpikir untuk minum obat sakit kepala yang mengandung kafein untuk menghilangkan sakit kepala tersebut. Dan jika Anda melakukan itu, siklus ketergantungan akan terulang kembali.
Ahli diet profesional Beth Czerwony berbicara tentang mengurangi konsumsi kafein dengan aman, dan cara melakukannya tanpa sakit kepala atau gejala penarikan kafein lainnya.
Semakin banyak kafein yang dikonsumsi, semakin besar kemungkinan Anda mengalami efek samping negatif, termasuk masalah neurologis dan jantung, bahkan kematian.
Dan bahkan orang yang meminum kafein dalam jumlah yang aman mungkin melakukannya karena alasan yang tidak sehat. “Setiap kali Anda mencoba mengelola stres dengan suatu zat, Anda perlu berhenti sejenak dan memikirkannya,” kata Czerwony.