REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian masyarakat di Indonesia masih merasakan kemarau yang cukup panjang di tahun ini. Kemarau panjang yang dialami menyebabkan kekeringan dan kekurangan air bersih di berbagai wilayah. Pulau Jawa menjadi salah satu wilayah yang terdampak cukup parah dari kemarau yang melanda, khususnya di wilayah pesisir dan beberapa di wilayah yang ada di dataran tinggi atau pegunungan.
BWA melalui program Sedekah Kemanusiaan kembali menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat yang mengalami krisis air bersih, dampak dari kemarau panjang. Bantuan air bersih ini disalurkan dengan menggunakan truk tangki air berkapasitas 6.000 liter.
“Kegiatan kali ini tim BWA fokus untuk menyalurkan bantuan air bersih di beberapa lokasi yang ada wilayah Kecamatan Gunung Kencana, kabupaten Lebak, Provinsi Banten dan beberapa wilayah di Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Yogyakarta,” jelas Novi Wahyudi selaku kordinator program sedekah kemanusiaan Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (20/11/2023).
“Bantuan air bersih sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang terdampak. Truk tangki air dengan kapasitas 6.000 liter yang BWA siapkan, Insya Allah akan membantu menyediakan pasokan air bersih yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat di daerah yang terdampak,” tambahnya.
Bantuan air bersih yang dibawa BWA diharapkan dapat mengurangi dampak buruk dari kemarau panjang dan membantu masyarakat untuk tetap memiliki akses ke air bersih yang diperlukan untuk keperluan sehari-hari.
Kondisi di kampung Cidadap, Desa Gunungkendeng, Kecamatan Gunung Kencana yang terdampak cukup parah. Sapriyudin selaku warga di kampung tersebut menyampaikan, sumur-sumur di rumah mereka banyak yang kering, warga harus berjalan jauh untuk mengambil air di satu sumur yang ada di ladang, meskipun debit airnya juga sedikit.
“Kita mau ngambil airnya harus bergantian. Maksimal posisinya dari orang ke orang itu sekitar setengah jam untuk antri. Jarak untuk mengambil ke sumber sumur yang masih ada air juga jauh,” tutur Sapriyudin.
Dengan adanya bantuan air bersih yang diberikan di desanya, Sapriyudin mewakili masyarakat , merasa sangat senang dan terbantu sekali.
“Kami ucapkan banyak banyak terima kasih atas bantuan dari BWA yang mau mengantarkan kami bantuan air bersih. Kami sangat bahagia dan merasa sangat terbantu,” sambung Sapriyudin.
Total 54.000 liter air besih yang akan disalurkan secara bertahap ke lima kampung di Kecamatan Gunung Kencana. Kelima kampung ini tersebar di tiga desa. Yakni, Desa Gunungkendeng, Kramatjaya, dan Ciakar.
“Aksi serupa juga kami lakukan di lokasi lain, tepatnya di Desa Jepitu yang ada di Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Yogyakarta. Kondisi yang ada di Gunung Kidul tidak jauh berbeda dengan wilayah yang ada di kecamatan Gunung Kencana sebelumnya,” kata Novi.
Sebagian besar masyarakat di sini menggunakan air tadah hujan untuk keperluan mandi, cuci, dan konsumsi. Kondisi wilayah yang dipenuhi batuan kars/karang menjadikan masyarakat di sini sulit untuk melakukan pengeboran. “Dari PDAM sudah terpasang pipa ke rumah warga, akan tetapi di musim kemaru ini suplai air mulai berkurang,” ungkapnya.
Selain air PDAM, masyarakat di Gunung Kidul juga mengandalkan air bersih dari truk-truk tangki air yang dibawa langsung dari sumbernya. “Bagi masyarakat yang memiliki uang lebih bukan hal yang sulit bagi mereka. Akan tetapi tidak bagi mereka yang keterbatasan ekonomi, mereka masih merasa berat jika harus rutin membeli air bersih dari truk tangki air,” tuturnya.
Mendapati hal ini BWA mencoba membantu mengatasi kesulitan masyarakat khususnya mereka yang berekonomi tingkat bawah. Tujuannya agar mudah mendapatkan air bersih sehingga kebutuhan mereka bisa tercukupi.
“Untuk membantu masyarakat yang tinggal di sini kami menyiapkan 150.000 liter atau setara dengan 25 truk tangki air yang setiap tangkinya berkapasitas 6.000 liter, untuk kami salurkan kepada dhuafa dan fasilitas umum yang ada di Kecamatan Gunung Kidul, tepatnya di Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo,” kata Novi.