Senin 27 Nov 2023 15:48 WIB

Legislator Pertanyakan Kesigapan Aparat Saat Massa Pro-Palestina Diserang Pro-Israel

Dua kelompok yang menggelar kegiatan sama-sama bergerak menuju satu titik yang sama.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Erik Purnama Putra
Laskar Manguni membawa pedang mengejar peserta Aksi Bela Palestina di Kota Bitung, Sulawesi Utara, Sabtu (25/11/2023).
Foto: Republika.co.id
Laskar Manguni membawa pedang mengejar peserta Aksi Bela Palestina di Kota Bitung, Sulawesi Utara, Sabtu (25/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPRD Sulawesi Utara (Sulut), Ayub Ali menilai, insiden yang terjadi antara massa Aksi Bela Palestina dan ormas pro-Israel di Kota Bitung, Provinsi Sulut, Sabtu (25/11/2023) sore WITA, seharusnya bisa dicegah. Terutama, jika aparat bisa melakukan langkah antisipasi.

Ayub menjelaskan, pada hari kejadian, ada massa Aksi Bela Palestina yang sedang menggelar kegiatan donasi dalam rangka solidaritas penyerangan militer Zionis Israel di Jalur Gaza. Pada hari yang sama, sambung dia, ada pula salah satu ormas yang menggelar kegiatan.

Baca Juga

Sayangnya, kata dia, dua kelompok yang menggelar kegiatan sama-sama bergerak menuju satu titik yang sama. Saat bertemu itulah, kata Ayub, satu pihak membawa atribut Palestina dan pihak lain ternyata membawa dan mengeluarkan atribut dari Israel sembari membawa parang.

"Rombongan berhadapan, yang disayangkan aparat tidak sigap dengan kondisi yang ada," kata Ayub kepada Republika.co.id di Jakarta, Senin (27/11).

Akhirnya, kata dia, dua kubu yang bertemu itu terlibat bentrokan. Namun, dari video yang beredar, terlihat jelas jika massa Aksi Bela Palestina diserang oleh Laskar Manguni bersenjata.

Padahal, Ayub berpendapat, pertemuan itu sebenarnya tidak perlu terjadi jika aparat bertindak tegas. Sehingga, kedua kelompok yang menggelar kegiatan bisa dialihkan melalui jalur berbeda.

Sayangnya, ia merasa, aparat tidak bergerak lebih cepat mengantisipasi pergerakan massa yang berpotensi bertemu. Menurut Ayub, aparat baru tiba di lapangan setelah bentrokan terjadi dalam rangka mengamankan situasi.

"Seharusnya arus atau arah untuk bergerak bisa dialihkan ke tempat lain kalau memang waktunya bersamaan," ujar politikus PAN tersebut.

Ayub berharap, peristiwa yang menyebabkan satu orang meninggal tersebut bisa menjadi pelajaran bagi semua, terutama bagi aparat. Sehingga, setiap ada kegiatan mereka tidak cuma mengurusi perizinan, tapi harus lebih diteliti lagi potensinya "Bukan cuma rekomendasi perizinan," kata Ayub.

Dia juga menyebut, aparat bisa menurunkan orang-orang ke lapangan dalam rangka mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Termasuk, mengamati dan melakukan pendataan tentang alat-alat pendukung aksi. "Harus ada yang turun ke lapangan, minimal terinformasi kalau ada alat-alat pendukung aksi yang dibawa ke lapangan," ujar Ayub.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement