REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat kasus keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayahnya telah terjadi di 10 lokasi. Mayoritas, keracunan itu disebabkan adanya bakteri di dalam makanan.
Kepala Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, hingga saat ini, kasus keracunan akibat MBG telah terjadi di 10 lokasi. Meski demikian, siswa yang terdampak keracunan itu disebut tidak terlalu banyak yang harus ditangani serius secara medis.
"Kejadian, kalau di Jakarta ada di 10 lokasi. Ada di 10 lokasi, tetapi sebenarnya siswa yang terdampak, yang sampai memerlukan peralatan kesehatan, di kita enggak terlalu banyak. Ada sekitar 60-an dari seluruh lokasi. Jadi nggak yang sangat besar," kata Ani di Jakarta, Sabtu (4/10/2025).
Menurut dia, berdasarkan hasil uji laboratorium yang dilakukan, penyebab keracunan itu adalah adanya kandungan bakteri dalam makanan. Dia memastikan, tidak ada kasus keracunan yang terjadi akibat cemaran kimia.
"Ya secara umum adalah bakteri ya, secara umum adalah bakteri sebagian besar. Sesuai dengan yang disampaikan Pak Menkes kemarin, memang sebagian besar penyebabnya adalah bakteri," ucap Ani.
Meski demikian, Ani menegskan, terkait hasil uji laboratorium kasus keracunan yang terjadi di SDN 01 Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada awal pekan lalu, masih belum diketahui. Pasalnya, hasil uji laboratorium itu belum keluar.
Dilaporkan sebanyak 21 siswa SDN 01 Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, mengalami gejala keracunan usai menyantap MBG pada Selasa (30/9/2025). Akibatnya, beberapa anak sempat dibawa ke RSUD Pasar Rebo untuk mendapatkan penanganan.