Kamis 30 Nov 2023 07:42 WIB

Hamas Siap Tukar Semua Tentara Israel yang Disandera dengan Seluruh Tahanan Palestina

Selama enam hari gencatan senjata, Hamas telah membebaskan lebih dari 80 sandera.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Sebuah kendaraan Israel membawa tahanan Palestina yang dibebaskan oleh otoritas Israel dari penjara militer Ofer dekat Yerusalem, Jumat (24/11/2023).
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Sebuah kendaraan Israel membawa tahanan Palestina yang dibebaskan oleh otoritas Israel dari penjara militer Ofer dekat Yerusalem, Jumat (24/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Kelompok Hamas mengatakan mereka siap membebaskan semua tentara Israel yang ditawannya. Sebagai imbalannya, Hamas meminta Israel membebaskan semua tahanan Palestina dari penjara-penjara di negara tersebut.

Pejabat Hamas dan mantan menteri kesehatan Gaza, Bassem Naim, mengatakan. Hamas sedang melakukan “negosiasi keras” untuk memperpanjang gencatan senjata dengan Israel yang dijadwalkan berakhir Kamis (30/11/2023) pagi setelah jeda pertempuran selama enam hari.

Baca Juga

“Kami siap membebaskan semua tentara (Israel) sebagai imbalan atas semua tahanan kami,” kata Naim pada konferensi pers di Cape Town, saat berkunjung ke Afrika Selatan, Rabu (29/11/2023), dikutip laman Alarabiya.

Dia menambahkan bahwa Hamas juga mengupayakan gencatan senjata permanen dengan Israel. “Kami mencoba dengan para mediator untuk merundingkan gencatan senjata permanen,” ujar Naim.

Dalam konferensi pers di Cape Town, Naim pun sempat mengomentari tentang upaya militer Israel menyelidiki kematian satu keluarga, terdiri dari seorang ibu serta dua anaknya yang berumur 10 bulan dan empat tahun, yang sempat disandera Hamas di Gaza. “Kami telah mengonfirmasi dua hingga tiga pekan lalu bahwa 60 warga Israel tewas akibat pengeboman Israel dan masih berada di bawah reruntuhan. Wanita itu dan kedua anaknya termasuk di antara mereka, saya dapat memastikannya,” ucap Naim.

Sepanjang gencatan senjata yang dimulai sejak 24 November 2023 lalu, Hamas telah membebaskan lebih dari 80 sandera. Sebanyak 60 di antaranya merupakan warga Israel. Ketika melakukan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, Hamas disebut menculik setidaknya 240 orang. Sebagian besar dari mereka merupakan warga sipil, yang terdiri dari warga Israel, warga Israel berkewarganegaraan ganda, dan warga asing.

Sementara itu, sebagai imbalan atas pembebasan para sandera oleh Hamas, Israel telah membebaskan 180 tahanan Palestina dari penjara-penjara di Tepi Barat.

Pada 2011, Israel dan Hamas pernah melakukan pertukaran seperti saat ini. Kala itu Hamas membebaskan seorang tentara Israel bernama Gilad Shalit yang telah ditawan selama lima tahun. Sebagai gantinya, Israel membebaskan lebih dari 1.000 tahanan Palestina dari penjara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement