Kamis 30 Nov 2023 08:01 WIB

Panglima Militer Israel Setuju Lanjutkan Pertempuran Darat di Gaza

Gencatan senjata antara Israel dan Hamas berakhir pada Kamis pagi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Herzi Halevi telah menyetujui rencana operasional untuk melanjutkan pertempuran darat di Jalur Gaza.
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Herzi Halevi telah menyetujui rencana operasional untuk melanjutkan pertempuran darat di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Herzi Halevi telah menyetujui rencana operasional untuk melanjutkan pertempuran darat di Jalur Gaza. Jika tak diperpanjang lagi, gencatan senjata antara Hamas dan Israel seharusnya berakhir pada Kamis (30/11/2023) pagi.

“Herzi Halevi, kepala staf, mengadakan sesi hari ini untuk menyetujui rencana pertempuran tahap selanjutnya di markas Komando Selatan. Halevi menyetujui rencana operasional untuk tahap selanjutnya dari manuver darat,” kata IDF dalam sebuah pernyataan, Rabu (29/11/2023), dilaporkan Anadolu Agency.

Baca Juga

“Kami tahu apa yang perlu dilakukan, dan kami siap untuk langkah selanjutnya,” ujar Halevi yang dikutip dalam pernyataan IDF.

Akhir pekan lalu, Halevi telah menyampaikan bahwa pasukannya siap melanjutkan pertempuran dengan Hamas ketika gencatan senjata kemanusiaan di Gaza berakhir. Halevi mengungkapkan, IDF berhasil menciptakan kerangka gencatan senjata yang di dalamnya mencakup pembebasan 50 sandera oleh Hamas.

“Ketika kerangka tersebut selesai, kita akan kembali ke operasi kita dengan tekad, untuk terus membebaskan para sandera dan membubarkan Hamas sepenuhnya,” ujar Halevi dalam sebuah pernyataan kepada para prajurit dan komandan militer Israel, Ahad (26/11/2023), dikutip laman Alarabiya.

Kepada para prajurit dan komandan militer Israel, Halevi menyampaikan bahwa dia mengetahui ada tantangan kompleks yang harus dihadapi dalam pertempuran, baik di udara maupun darat.

“Saya bertemu banyak dari Anda di akhir pertempuran berjam-jam, baik di udara maupun di darat, menghadapi tantangan yang kompleks. Dalam setiap pertemuan, saya melihat terpancar di mata Anda betapa besarnya momen tersebut, semangat juang, dan tekad untuk mencapai semua tujuan perang,” ucapnya.

“Saya mendengar Anda mengatakan kepada saya: ‘Kami ingin berperang sampai kami mengembalikan para sandera’. Jadi kita melakukan hal itu!” kata Halevi menambahkan.

Jika tak diperpanjang, gencatan senjata Hamas dan Israel akan berakhir pada Kamis pagi. Namun Hamas telah menyampaikan bahwa mereka sedang terlibat perundingan dengan Tel Aviv agar gencatan senjata dapat diperpanjang lagi.

Gencatan senjata Hamas-Israel seharusnya usai pada Senin (27/11/2023). Tapi kedua belah pihak sepakat melakukan perpanjangan guna memfasilitasi pembebasan lebih banyak sandera Israel dan tahanan Palestina.

Sepanjang gencatan senjata yang dimulai sejak 24 November 2023 lalu, Hamas telah membebaskan lebih dari 80 sandera. Sebanyak 60 di antaranya merupakan warga Israel.

Ketika melakukan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, Hamas disebut menculik setidaknya 240 orang. Sebagian besar dari mereka merupakan warga sipil, yang terdiri dari warga Israel, warga Israel berkewarganegaraan ganda, dan warga asing.

Sementara itu, sebagai imbalan atas pembebasan para sandera oleh Hamas, Israel telah membebaskan 180 tahanan Palestina dari penjara-penjara di Tepi Barat. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement