Kamis 30 Nov 2023 20:47 WIB

Putra Mahkota Jepang Pangeran Fumihito Prihatin dengan Kondisi Anak-Anak Gaza

Jepang mengecam Hamas atas serangan 7 Oktober tetapi juga mengirim bantuan ke Gaza.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Putra Mahkota Fumihito (tengah)
Foto: Wikimedia
Putra Mahkota Fumihito (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO – Putra Mahkota Jepang Pangeran Fumihito mengungkapkan keprihatinan atas kondisi anak-anak Palestina di Jalur Gaza. Komentar semacam itu jarang dilayangkan oleh tokoh Kekaisaran Jepang.

“Hati saya sangat sakit setelah banyak anak menjadi korban perang di Gaza,” kata Pangeran Fumihito, dikutip laman Anadolu Agency.

Baca Juga

Pangeran Fumihito membuat komentar itu saat berbincang dengan para jurnalis awak pekan ini. Namun pernyataannya baru dipublikasikan pada Kamis (29/11/2023) saat dia merayakan ulang tahunnya yang ke-58.

Pemerintah Jepang sudah mengecam keras Hamas atas serangan dan operasi infiltrasi yang dilancarkannya ke Israel pada 7 Oktober 2023. Sikap Tokyo linier dengan sekutunya negara-negara Barat seperti Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. Kendati demikian, Jepang sudah mengumumkan akan memberikan bantuan kemanusiaan sekitar 75 juta dolar AS untuk penduduk Palestina di Gaza.

Israel dan Hamas sepakat memperpanjang gencatan senjata selama satu hari. Kesepakatan perpanjangan gencatan senjata selama dua hari yang disepakati kedua belah pihak pada Senin (27/11/2023) lalu, seharusnya berakhir pada Kamis, pukul 07.00 waktu Gaza atau 12.00 WIB.

Dalam keterangannya, Hamas mengungkapkan, kesepakatan telah dicapai dengan Israel untuk memperpanjang gencatan senjata hingga hari ketujuh. Kedua belah pihak telah memulai memberlakukan gencatan senjata sejak 24 November 2023 lalu.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pun sudah mengonfirmasi perpanjangan gencatan senjata dengan Hamas. “(Gencatan senjata berlanjut) mengingat upaya para mediator untuk melanjutkan proses pembebasan sandera, dan tunduk pada ketentuan perjanjian,” kata IDF dalam pernyataannya.

Mediator dalam perundingan....

 

 

Mediator dalam perundingan Hamas dengan Israel adalah Qatar dan Mesir. Hamas sudah memberikan daftar sandera yang akan dibebaskan kepada Israel.

Sejak gencatan senjata diberlakukan pada 24 November 2023, Hamas-Israel telah melakukan pertukaran antara sandera dan tahanan. Hamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya di Gaza sudah membebaskan lebih dari 80 sandera. Sebanyak 60 di antaranya merupakan warga Israel yang terdiri dari perempuan dan anak-anak. Sementara sisanya merupakan warga asing yang kebanyakan berasal dari Thailand.

Ketika melakukan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, Hamas disebut menculik setidaknya 240 orang. Sebagian besar dari mereka merupakan warga sipil, yang terdiri dari warga Israel, warga Israel berkewarganegaraan ganda, dan warga asing.

Sebagai imbalan atas pembebasan para sandera oleh Hamas, Israel telah membebaskan 180 tahanan Palestina dari penjara-penjara di Tepi Barat. Sejauh ini, jumlah warga Gaza yang terbunuh akibat agresi Israel sejak 7 Oktober 2023 telah menembus 15 ribu jiwa. Mereka termasuk 6.000 anak-anak dan 4.000 perempuan. Sedangkan korban luka mencapai 33 ribu orang. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement