Jumat 01 Dec 2023 18:58 WIB

Telepon Presiden Israel, Paus Sebut Serangan Israel di Gaza Terorisme

Komunikasi Paus dengan Presiden Herzog ini terjadi pada akhir Oktober lalu.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ani Nursalikah
Paus Fransiskus merayakan misa pada kesempatan kongres Ekaristi nasional ke-27, di Matera, Italia selatan, Ahad, 25 September 2022.
Foto: AP Photo/Andrew Medichini
Paus Fransiskus merayakan misa pada kesempatan kongres Ekaristi nasional ke-27, di Matera, Italia selatan, Ahad, 25 September 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Paus Fransiskus menggunakan kata terorisme untuk menggambarkan serangan Israel ke Jalur Gaza dalam pembicaraan telepon yang penuh emosi dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Komunikasi Paus dengan Presiden Herzog ini terjadi pada akhir Oktober lalu, demikian menurut laporan Washington Post, Kamis (30/11/2023).

"Dilarang menanggapi teror dengan teror," kata Fransiskus kepada Herzog, kata seorang pejabat senior Israel yang dikutip dalam laporan tersebut.

Baca Juga

Herzog mengatakan dalam panggilan telepon itu bahwa pemerintahnya melakukan apa yang diperlukan di Gaza untuk membela rakyatnya sendiri. Paus mengatakan sebagai tanggapan bahwa mereka yang bertanggung jawab memang harus dimintai pertanggungjawaban, tetapi bukan warga sipil.

Seruan tersebut, di mana Paus menyebut serangan Israel di Gaza sebagai tindakan terorisme dianggap sangat buruk oleh Israel. Alasan itu yang membuat mereka memutuskan tidak mempublikasikannya.

Vatikan menolak mengklarifikasi apakah Paus secara publik atau pribadi menggambarkan tindakan Israel di Gaza sebagai terorisme. Tetapi dalam sebuah pernyataan kepada Post, Vatikan mengakui adanya telepon antara Paus dan Herzog.

"Panggilan telepon itu, seperti panggilan telepon lainnya pada hari-hari yang sama, terjadi dalam konteks upaya Bapa Suci yang bertujuan menahan gravitasi dan cakupan situasi konflik di Tanah Suci," kata pernyataan itu.

Seorang juru bicara di kantor presiden Israel menolak untuk mengomentari laporan tersebut dan mengatakan: "Kami tidak cenderung untuk membuat referensi ke percakapan pribadi."

Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas pada 7 Oktober. Serangan Israel tersebut telah membuat lebih dari 15 ribu orang gugur, termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 wanita, menurut otoritas kesehatan di daerah kantong tersebut. Jumlah korban tewas dari Israel mencapai 1.200 orang. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement