REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menggandeng kalangan perguruan tinggi untuk mengembangkan Program Adopsi Pulau agar pengelolaan pulau-pulau kecil dapat berjalan optimal.
Hal tersebut menjadi salah satu rekomendasi Coastal Scientific Forum (CSF) pada Konferensi Nasional ke-11 Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (Konas Pesisir XI) di Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Selain program adopsi pulau, forum juga menekankan pentingnya penguatan peran Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan dan Kelautan (FP2TPK) Indonesia dalam pemanfaatan sumber daya kelautan dan pengelolaan ruang laut.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kusdiantoro, saat membuka CSF menegaskan CSF merupakan pilar penting dalam rangkaian Konas Pesisir XI sebagai forum bersama yang menghasilkan pemikiran science based-policy.
“Kementerian Kelautan dan Perikanan tengah melaksanakan lima program prioritas berbasis ekonomi biru yang salah satunya adalah pengawasan dan pengendalian kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil. Rekomendasi dari kajian yang baik ini tentu diharapkan dapat menjadi masukan dalam kebijakan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara terpadu," ujar dia.
Dia menjelaskan Indonesia memiliki lebih dari 17 ribu pulau yang telah didaftarkan ke PBB. Program Adopsi Pulau yang dibahas dalam CSF ini sangat erat kaitannya dengan program prioritas KKP dalam pengawasan dan pengendalian pulau-pulau kecil, khususnya di kawasan perbatasan dan yang tidak berpenduduk untuk dapat dimanfaatkan secara optimal.
Sementara itu, Rektor Universitas Tanjungpura Garuda Wiko menyatakan tema Konas Pesisir sejalan dengan arah kebijakan penelitian perguruan tinggi saat ini yaitu pengembangan blue economy dan green economy, serta transformasi digital.
“Perguruan tinggi perlu dilibatkan sebagai mitra penting dengan berbagai pakar yang dimiliki sebagai hilirisasi keahlian yang memberikan dampak kepada masyarakat seperti pada program adopsi pulau untuk implementasi penelitian dan pengembangan,” ujar Garuda.
Coastal Scientific Forum menghadirkan sejumlah pakar sebagai narasumber untuk memaparkan beragam pembelajaran terkait pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil serta praktiknya, seperti Prof Dietriech G Bengen (Guru Besar IPB), Prof Maftuch Basyumi (Direktur FP2TPK), Victor Nikijuluwn (Konservasi Indonesia), dan Andi Fachrizal (Co-Funder Kolase).
Forum ini diikuti oleh sejumlah lebih dari 90 peserta yang berasal dari pemerintah provinsi dan daerah, akademisi, Himpunan Ahli Pengelola Pesisir Indonesia (HAPPI), mahasiswa, mitra konservasi, serta pemangku kepentingan lainnya dari seluruh wilayah di Indonesia. Forum juga membuka dialog interaktif terkait optimalisasi pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil antara narasumber dengan peserta yang hadir.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam sambutannya pada acara puncak Konas Pesisir XI mengungkapkan harapannya agar Konas Pesisir IX dapat menghasilkan rekomendasi strategis untuk mengawal ekologi laut dengan baik, serta menjadi masukan bagi pemerintah dalam penyusunan perubahan UU Kelautan.