Jumat 08 Dec 2023 00:36 WIB

KPPPA Desak Pelaku Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa Diungkap

KPPPA mendesak polisi untuk segera mengungkap pelaku pembunuhan 4 anak di Jagakarsa.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bilal Ramadhan
Sebuah pesan misterius ditemukan di rumah lokasi empat bocah tewas terkunci di sebuah kamar. KPPPA mendesak polisi untuk segera mengungkap pelaku pembunuhan 4 anak di Jagakarsa.
Foto: Dok Republika
Sebuah pesan misterius ditemukan di rumah lokasi empat bocah tewas terkunci di sebuah kamar. KPPPA mendesak polisi untuk segera mengungkap pelaku pembunuhan 4 anak di Jagakarsa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) berdukacita atas kasus pembunuhan empat anak di Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang diduga dilakukan oleh ayah kandung korban. KemenPPPA menyoroti kegagalan ayah sebagai pelindung keluarga.

"Kami prihatin masih terjadi kasus kekerasan dan perlakuan tidak manusiawi terhadap anak oleh orang tua korban sendiri yang seharusnya menjadi pelindung bagi anak," kata Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KPPPA, Nahar, kepada wartawan, Kamis (7/12/2023).

Baca Juga

Jajaran KPPPA telah melakukan upaya koordinasi dengan Kepolisian Resor (Polres) Jakarta Selatan pada Kamis (7/12). Tujuannya untuk memastikan tragedi ini sekaligus indikasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istri pelaku diproses sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"Kami mendorong agar penyebab kematian dan pelaku pembunuhan dapat segera diungkap berdasarkan hasil penyelidikan dan penyidikan,” ujar Nahar.

KPPPA mengaku melakukan koordinasi intens sejak mencuatnya tragedi ini pada Rabu (6/12) malam. KPPPA berupaya menjamin kasus ini ditindaklanjuti.

"Kami juga akan memberikan pendampingan mendukung proses penegakan hukum jika dibutuhkan, termasuk mendukung kebutuhan ahli melalui mekanisme yang kami miliki," ujar Nahar.

Terkait sanksi hukum, terduga pelaku telah melanggar Pasal 76C jo Pasal 80 Ayat (3) dan Ayat (4) Undang-Undang (UU) Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, yaitu setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak dalam hal ini anak mengalami kematian, maka pelaku dipidana dengan dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 3 miliar dan dapat ditambah sepertiga apabila yang melakukan penganiayaan adalah orang tuanya. Jika ada unsur pidana pembunuhan, juga dapat dikenakan Pasal 338 atau 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement